Probolinggo - Di atas tanah ditapaki para ulama, ratusan pasang mata menyaksikan generasi baru dilepas dengan doa. Di Pondok Pesantren Nurul Hasan Nadlira, Haul Almarhum Al-'Arif Billah Kyai Haji Mohammad Hasan Genggong  berpadu dengan Haflatul Imtihan ke-16 menjadi momentum spiritual yang sarat makna, di mana para santri menapak masa depan dengan restu langit dan pesan moral dari para guru.
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hasan Nadlira, Kyai Hasan Zainuri, S.Ag., M.M., menyampaikan bahwa rangkaian acara telah dimulai sejak Senin (23/6/2025). Puncaknya berlangsung pada Selasa malam (24/6/2025) usai salat Magrib, yang diawali dengan pementasan santri dari tingkat PAUD, TK, MI, hingga Diniyah.
"Pengajian umum malam ini menjadi penutup rangkaian. Diawali sholawat, pelepasan santri, hingga prosesi perpisahan yang identik dengan wisuda, walau tanpa toga. Kami lepas para santri yang telah menyelesaikan pendidikannya," ujar pria yang akrab disapa Kyai Zainuri, yang juga merupakan Plt Camat Pakuniran.
Sebelumnya, rangkaian kegiatan telah berlangsung sejak empat hari sebelum puncak acara. Berbagai lomba jasmani dan rohani diikuti oleh seluruh lembaga di bawah naungan yayasan, seperti PAUD, TK, MI, dan Madrasah Diniyah.
"Harapannya, kegiatan ini membawa barokah. Pertama, sebagai bentuk takzim kepada Almarhum KH. Mohammad Hasan Genggong. Kedua, sebagai bentuk syukur atas nikmat ilmu dan kesempatan mendidik yang diberikan Allah," imbuh Kyai Zainuri.
Pada pengajian umum malam itu, hadir sebagai penceramah KH. Syakur Dewa dari Desa Patemon dan KH. Ahmad Nabil Nidzar dari Pondok Pesantren Fatahillah dari Desa Sumber Kerang.
Kyai Zainuri juga menitip pesan kepada para santri, terutama lulusan PAUD dan MI, agar terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Ia mengimbau para orang tua untuk tidak membiarkan pendidikan anak-anak terhenti di tengah jalan.
"Kami berharap santri-santri yang telah lulus tidak berhenti sampai di MI saja. Harus terus melanjutkan ke MTs, SMP, atau bahkan langsung mondok ke pesantren lain di wilayah Kabupaten Probolinggo. Jangan sampai lulus MI berarti selesai segalanya. Itu yang tidak kami harapkan," tegasnya.
Ia juga mengajak masyarakat sekitar untuk terus mendukung pendidikan anak-anak mereka sebagai bekal masa depan dan upaya menjaga generasi dari ketertinggalan ilmu.