Mohon tunggu...
ALI AKBAR HARAHAP
ALI AKBAR HARAHAP Mohon Tunggu... Kader HMI

Buat video youtube

Selanjutnya

Tutup

Politik

Eep Saefullah Fatah: Arsitek Strategi dan Moral Politik Indonesia

13 Oktober 2025   06:33 Diperbarui: 13 Oktober 2025   06:33 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hotel Lepolonia Medan

Eep Saefullah Fatah dan Regenerasi Pemikiran Politik Bangsa

Oleh: Ali Akbar Harahap, S.Kom., M.Sos

Sebagai seorang penulis muda yang tumbuh di era pasca-reformasi, saya melihat politik Indonesia sering kali terjebak pada hiruk-pikuk elektoral tanpa kedalaman intelektual. Di tengah situasi itu, nama Eep Saefullah Fatah muncul sebagai satu di antara sedikit konsultan politik yang tidak hanya piawai mengatur strategi, tetapi juga menawarkan pandangan filosofis tentang demokrasi dan moralitas kekuasaan.

Melalui lembaga PolMark Indonesia, Eep telah mendampingi berbagai partai politik dan kandidat di tingkat nasional maupun daerah. Dalam beberapa periode pemilu, PolMark dikenal sebagai lembaga riset politik yang berhasil membantu partai mencapai target ambang batas parlemen (4%) dan kemenangan strategis di sejumlah daerah. Eep pernah terlibat dalam strategi politik Partai Perindo, serta menjadi konsultan yang pernah dijajaki Golkar Jawa Barat dan Sandiaga Uno menjelang Pilpres 2019.

Meskipun tidak semua proyeknya berakhir dengan kemenangan, kontribusi intelektual dan profesionalismenya dalam dunia konsultan politik tetap diakui luas.

Yang membuat Eep menonjol bukan semata strategi kampanye, melainkan cara berpikirnya tentang demokrasi sebagai sistem nilai. Dalam karya akademiknya Membangun Oposisi (1999), ia menulis bahwa politik yang sehat harus menumbuhkan oposisi yang cerdas dan beretika - karena dari oposisi lahir keseimbangan kekuasaan. Pemikirannya juga dikutip oleh Erwin Jusuf Thaib (2021), yang menegaskan empat pilar demokrasi menurut Eep:

1. Partisipasi politik yang luas dan otonom,

2. Sirkulasi kepemimpinan yang kompetitif dan efektif,

3. Kontrol terhadap kekuasaan yang nyata, dan

4. Kompetisi politik yang bebas dan sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun