Mohon tunggu...
ALI AKBAR HARAHAP
ALI AKBAR HARAHAP Mohon Tunggu... Kader HMI

Buat video youtube

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Takdir Bukan Alasan: Iman Harus Melahirkan Tindakan

7 Oktober 2025   05:14 Diperbarui: 7 Oktober 2025   05:14 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jangan Beralasan dengan Takdir

Takdir (qadar) adalah salah satu rukun iman yang paling sering disalahpahami. Banyak orang menjadikannya alasan untuk menyerah, malas, atau bahkan menutupi kesalahan. Padahal, keyakinan terhadap takdir tidak pernah dimaksudkan untuk meniadakan ikhtiar (usaha) dan tanggung jawab moral manusia.

Takdir Bukan Penghapus Usaha

Allah menegaskan dalam Al-Qur'an:

 "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."

(QS. Ar-Ra'd [13]: 11)

Ayat ini menunjukkan bahwa perubahan tidak terjadi dengan menunggu, tetapi dengan bekerja. Takdir adalah ketetapan Allah yang menguji kesungguhan manusia dalam menjemput hasil. Seperti ditegaskan Imam Al-Ghazali dalam Ihya' 'Ulum al-Din (Juz IV, hlm. 229):

 "Usaha manusia itu sendiri bagian dari takdir Allah. Maka, orang yang meninggalkan usaha dengan alasan takdir justru menentang takdir itu sendiri."

Dalih Takdir: Kesalahan Lama yang Ditegur Nabi

Rasulullah pernah menegur seseorang yang beralasan dengan takdir setelah melakukan dosa:

"Apakah engkau berhujjah dengan takdir Allah untuk menutupi kesalahanmu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun