Mohon tunggu...
ALI AKBAR HARAHAP
ALI AKBAR HARAHAP Mohon Tunggu... Kader HMI

Buat video youtube

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kabar Perih dari Cina

25 September 2025   07:19 Diperbarui: 25 September 2025   07:19 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh: Ali Akbar Harahap, S.Kom., M.Sos.

Pendahuluan

Cina sering dipersepsikan dunia sebagai raksasa ekonomi dengan pertumbuhan pesat dan teknologi maju diera distrupsi sekarang ini di Tahun 2025 diprediksi publik akan terus berkembang melaju lebih menggeliat lagi. Namun di balik gemerlap gedung pencakar langit dan kekuatan industri, ada sisi lain yang jarang terungkap: kabar perih dari rakyat kecil yang menghadapi tekanan sosial, ekonomi, dan politik. Realitas ini mengingatkan kita bahwa pembangunan tanpa keseimbangan hak asasi dan keadilan sosial selalu menyisakan luka.

Buruh yang Menjadi Tulang Punggung

Pertumbuhan Cina sangat bergantung pada tenaga kerja murah. Jutaan buruh migran dari desa ke kota bekerja di pabrik-pabrik besar dengan jam kerja panjang dan upah minim. Laporan dari berbagai lembaga independen menunjukkan banyak buruh tidak memiliki jaminan sosial memadai. Hidup mereka keras, berpindah dari satu pabrik ke pabrik lain, dengan sedikit kesempatan untuk memperbaiki nasib. Di balik produk-produk murah yang membanjiri pasar dunia, ada keringat dan air mata yang tak terlihat.

Krisis Lingkungan dan Kesehatan

Kemajuan industri membawa dampak serius pada lingkungan. Polusi udara di kota besar, pencemaran sungai, hingga tanah yang terkontaminasi menjadi kenyataan sehari hari. Warga menghadapi penyakit pernapasan, kanker, dan masalah kesehatan lain yang mengancam generasi mendatang. Kabar perih ini jarang sampai ke panggung internasional, tertutup oleh narasi kemajuan ekonomi.

Tekanan Politik dan Kebebasan Sipil

Selain persoalan ekonomi dan lingkungan, kabar perih juga datang dari sisi politik. Pemerintah yang sangat kuat menekan ruang kebebasan berpendapat. Kritik dianggap ancaman, media dibatasi, dan masyarakat sipil bergerak dalam keterbatasan. Kasus kasus penahanan aktivis dan penyensoran informasi menjadi gambaran bagaimana kebebasan seringkali dikorbankan demi stabilitas politik.

Pelajaran untuk Indonesia

Mengapa kita perlu memperhatikan kabar perih dari Cina? Karena Indonesia, dengan populasi besar dan mimpi menjadi negara maju, bisa belajar dari sana. Pembangunan ekonomi tidak boleh melupakan hak-hak pekerja, keberlanjutan lingkungan, dan kebebasan rakyat. Pertumbuhan yang hanya mengejar angka tanpa kesejahteraan manusia akan melahirkan luka sosial yang sulit disembuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun