Mohon tunggu...
Ali Mustofa
Ali Mustofa Mohon Tunggu... -

Mahasiswa di jurusan Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Manusia Lupa-lupa Ingat?

5 November 2014   15:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:35 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Otak manusia sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa memiliki potensi dan kemampuan yang sangat luar biasa. Bayak para tokoh dan ilmuan sepakat dan menyetujui bahwa otak manusia sangat kompleks serta memiliki kapasitas memory yang tidak akan pernah penuh atau tak memiliki batas maksimal dalam menyimpan sesuatu.

Sebagaimana sebuah komputer yang disusun berdasarkan perhitungan algoritma, otak manusia juga memiliki  Otak memiliki kemampuan menangani algoritma rumit secara bersamaan dalam jumlah tak terbatas, jauh melebihi kemampuan prosesor komputer tercanggih sekalipun. Namun pada umumnya manusia kurang menyadari kemampuan otak dan memori yang luar biasa dimilikinya. Banyak diantara kita yang belum mampu mengunakan kemampuan otak kita secara maksimal. Tanpa disadari bahwa sebenarnya kita hanya menggunakan kemampun otak kita hanya sebagian kecilnya saja.

Mengenai pembahasan tentang kemampuan otak manusia dan memori yang luar biasa timbul pertanyan mengapa manusia sering mengalami lupa ? Dan terkadang kita susah untuk mengingat suatu kejadian atau peristiwa yang sudah tersimpan dalam meori kita. Apa sebenarnya lupa atau sulit mengingat itu. Yang maksud lupa disini bukan lupa karena dipengaruhi oleh usia yang sudah tua atau penurunan daya ingat karena semakin tua umur manusia  atau biasa di sebut pikun. Lupa yang di maksud disini yaitu sering dialami oleh setiap manusia baik usia anak-anak, remaja, dan dewasa.

Sebelumya apakah definisi tentang lupa itu ? Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan Lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Jadi lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.

Muhibbinsyah (1996) dalam bukunya yang berjudul psikologi pendidikan mengartikan lupa sebagai hilangnya kemampuan untuk menyebut kembali atau memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari secara sederhana. Gulo (1982) dan Reber (1988) mendefinisikan lupa sebagai ketidak mampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dialami atau dipelajari, dengan demikian lupa bukanlah peristiwa hilangnya item informasi dan pengetahuan dari akal kita.

PEROSES TERJADINYA LUPA ?

Walaupun kemampuan otak manusia yang luar biasa namun tak dapaty kita pungkiri bahwa manusia juga sering mengalami lupa. Banyak hal informasi maupun peristiwa yang terkadang kita tidak dapat mengingatnya. Dewasa ini ada empat cara untuk menerangkan proses lupa keempatnya tidak saling bertentangan, melainkan saling mengisi.

1.Apa yang telah kita ingat, disimpan dalam bagian tertentu diotak kalau materi yang harus diingat itu tidak pernah digunakan, maka karena proses metabolisme otak, lambat laun jejak materi itu terhapus dari otak sehingga kita tidak dapat mengingatnya kembali. Jadi, karena tidak digunakan, materi itu lenyap sendiri.

2.Mungkin pula materi itu tidak lenyap begitu saja, melainkan mengalami perubahan-perubahan secara sistematis, mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut :

a)Penghalusan: materi berubah bentuk ke arah bentuk yang lebih simatris, lebih halus dan kurang tajam, sehingga bentuk yang asli tidak diingat lagi.

b)Penegasan: bagian-bagian yang paling mencolok dari suatu hal adalah yang paling mengesankan. Karena itu, dalam ingatan bagian-bagian ini dipertegas, sehingga yang diingat hanyalah bagian-bagian yang mencolok, sedangkan bentuk keseluruhan tidak begitu diingat.

c)Asimilasi: bentuk yang mirip botol misalnya, akan kita ingat sebagai botol, sekalipun bentuk itu bukan botol. Dengan demikian, kita hanya ingat sebuah botol, tetapi tidak ingat bentuk yang asli. Perubahan materi di sini disebabkan bagaimana wajah orang itu tidak kita ingat lagi.

3.Kalau mempelajari hal yang baru, kemungkinan hal-hal yang sudah kita ingat, tidak dapat kita ingat lagi. Dengan kata lain, materi kedua menghambat diingatnya kembali materi pertama. Hambatan seperti ini disebut hambatan retroaktif. Sebaliknya, mungkin pula materi yang baru kita pelajari tidak dapat masuk dalam ingatan, karena terhambat oleh adanya materi lain yang terlebih dahulu dipelajari, hambatan seperti ini disebut hambatan proaktif.

4.Ada kalanya kita melakukan sesuatu. Hal ini disebut represi. Peristiwa-peristiwa mengerikan, menakutkan, penuh dosa, menjijikan dan sebagainya, atau semua hal yang tidak dapat diterima oleh hati nurani akan kita lupakan dengan sengaja (sekalipun proses lupa yang sengaja ini terkadang tidak kita sadari, terjadi diluar alam kesadaran kita). Pada bentuknya yang ekstrim, represi dapat menyebabkan amnesia, yaitu lupa nama sendiri, orang tua, anak dan istri dan semua hal yang bersangkut paut dirinya sendiri. Amnesia ini dapat itolong atau disembuhkan melalui psikoterapi atau melalui suatu peristiwa yang sangat dramatis sehingga menimbulkan kejutan kejiwaan pada penderita. (Ahmad Fauzi, 1997: 52-54)

LUPA-LUPA INGAT

Apkah kalian juga pernah mengalami tentang lupa-lupa ingat ? Yaitu lupa yang tidak sebenarnya lupa secara menyeluruh. Namun kita masih sedikit mengingatnya akan tetapi sulit untuk menyempurnakan ingatan itu secara utuh. Seperti kita sedang bertemu seseorang namun kita merasa seperti pernah bertemu sebelumnya dan mengenalnya akan tetapi kita mencoba umtuk mengingatnya dalam bentuk hampir-hampir ingat.

Hal itu trjadi karean pengorganisasian struktur kognitif yang kurang baik dan sistematik berpotensi kearah lupa-lupa ingat. Kerancuan struktur kognitif menyebabkan sejumlah kesan menjadi samar-samar, kesan berbentuk bayang-bayang dalam ketidakpastian. Sesuatu hal yang direpresentasikan dalam bentuk kesan mengapung diantara alam bimbang sadar dan alam bawah sadar, sehingga ingatan yang timbul karena kesadaran akibat adanya rangsangan dari luar atau usaha mengingat-ingat terjelma dalam bentuk gejala ujung lidah, hampir ingat atau lupa-lupa ingat, yang berarti tidak lupa, Cuma kurang pasti. (Syaiful Bahri Djamarah, 2008: 207-209)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun