Mohon tunggu...
Ali Fahmi
Ali Fahmi Mohon Tunggu... Nelayan - Santri

Bersama 'kata' aku bahagia

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ketika Suara Tak Lagi Didengar

5 Maret 2019   17:01 Diperbarui: 5 Maret 2019   17:07 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Masa muda merupakan masa yang mana disana banyak hal-hal indah. Darah muda  yang masih mendidih serta pemikiran yang masih segar mengantarkan kita pada banyak hal-hal gila yang ingin dilakukan untuk meladeni ide-ide brilliant yang selalu singgah. Masa-masa yang tidak ada gantinya. Ditambah tenaga yang masih kuat mebuat kita mampu lebih cepat untuk berlari meraih semua cita dan impian yang siap merubah.

Pada saat itulah banyak hal yang ingin disampaikan namun tidak semuanya didengarkan dan malah diabaikan dengan mentah. Kita dipaksa untuk bermain dengan fikiran kita sendiri, menikmati hari-hari yang terkekang dibawah bayang-bayang manusia yang lebih tua. Sebuah faham kuno yang mengatakan, yang muda belum boleh bicara. 

Karena kita dianggap tidak memiliki kemampuan apa-apa, tidak cukup pengalaman dan sebagainya. Tidak sebanding dengan manusia yang lebih tua yang katanya lebih ahli dan berpengalaman.

Tapi apakah dunia ini cuma milik mereka yang sudah tua saja? Apakah kita belum punya hak untuk berbicara dan bersuara? Bukankah belum tentu kita yang muda akan kalah dari mereka yang lebih tua dalam hal ide dan kreatifitas.Memang mereka lebih dulu merasakan indahnya dunia ini, namun bukankah dunia selalu berubah setiap hari. Semuanya datang dan pergi silih berganti.

Ada banyak hal yang telah mereka lalui sampai saat ini diringi pengalaman yang tidak kalah banyaknya. Dan membuat mereka terlihat mapan dihari ini. 

Tapi tidak semua yang mereka miliki itu bisa dipakai di era ini. semuanya butuh pengembangan agar bisa semakin sempurna seiring perkembangan zaman. Karena mungkin mereka sudah lelah untuk memikirkan sesuatu yang baru saat ini. 

Karena mereka telah menikmati semua hasil dari apa yang telah dilakukannya dimasa mereka seperti kita saat ini. Sehingga tidak ada lagi perubahan yang dirasakan, hanya tontonan monoton yang membosankan.

Sudah pasti hal yang membosankan akan membuat kita jenuh. Namun teriakan lantang kita masih tetap tidak mau mereka dengarkan. Energy yang terkuras banyak membuat kita lelah, disaat itu lah pena dan tinta harus berbicara. 

Kertas menjadi "sandbag" pelampiasan semua amarah yang terpendam, menuliskan semua yang ada di hati dan fikiran untuk merubah dunia sesuai keinginan kita. semua ide dan harapan dituangkan dalam untaian kalimat. Helai demi helai kertas akan menjadi pendengar setia yang menampung semua ide dan hal gila yang ada dalam fikiran kita untuk merubah dunia.

Terkadang tidak semua ide yang pernah terlintas dalam fikiran kita bisa teringat di esok hari. Tapi dengan menuliskannya ide-ide itu, mereka akan tersimpan abadi sebagai amunisi cadangan saat berperang melawan kerasnya dunia. Dan disaat kita menggunakannya suatu saat kelak, ide itu akan menjadi lebih baik. Karena disaat kita membacanya kembali, otak kita akan berusaha mencoba mencarikan jalan agar ide itu bisa berjalan dan dilaksanakan. Jadi kita tidak hanya memiliki ide, tapi juga memiliki cara agar ide itu menjadi nyata.

Didalam sebuah tulisan kita akan menyimpan semua kenangan dengan sangat sempurna. Karena disaat kita menulis kita akan lebih jujur dengan perasaan kita sendiri. Kenangan dan hal-hal yang dituliskan itu akan menjadi sebuah referensi dimasa depan untuk melakukan hal yang lebih baik lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun