Kecerdasan perlu didukung pula dengan jam terbang yang relatif tinggi untuk menjadikan seseorang ahli pada suatu bidang.
Bahkan tidak menutup kemungkinan dalam usia yang relatif belia, seseorang akan dianggap expert pada suatu bidang karena faktor kecerdasan ditambah dengan jam terbang yang tinggi.Â
Malcolm Gladwell yang mengenalkan kaidah 10.000 jam dalam bukunya OUTLIERS menggambarkan bahwa agar seseorang menjadi ahli, maka perlu melakukan kegiatan yang ditekuninya selama 10.000 jam. Bukan kecerdasan, hanya perlu pengulangan dalam kurun waktu tersebut agar seseorang menjadi ahli.
Berdasarkan kaidah Malcolm Gladwell yang sebenarnya ia kutip dari seorang peneliti bernama Anders Ericsson tersebut, jika seseorang yang tak memiliki kecerdasan pada bidang tertentu saja mampu menjadi ahli dengan latihan terus-menerus dengan mengambil banyak waktu, apalagi jika seseorang memang memiliki minat, bakat, dan kecerdasan dasar di bidang tersebut.Â
Namun, pengulangan tersebut tetap harus terencana, terstrategi, dan terfokus dengan tepat sehingga keahlian yang dihasilkan bisa memiliki daya saing yang relatif tinggi.Â
Terkait kecerdasan seorang anak yang diwariskan oleh ibunya, maka tak dapat disimpulkan secara mutlak bahwa ibulah yang lebih kuat pengaruhnya dalam mewariskan kecerdasan berdasarkan faktor genetik. Tentu saja ayahpun memiliki andil yang sama, meskipun mungkin memiliki persentase yang berbeda dari ibu.
Alasan mengapa ibu begitu kuat pengaruhnya dalam membentuk kecerdasan seorang anak adalah mungkin disebabkan faktor kedekatan ibu dengan anaknya sejak sang anak berada dalam kandungan hingga beranjak dewasa.
Waktu yang dihabiskan oleh seorang ibu kepada anaknya tentu jauh lebih banyak daripada seorang ayah yang memang memiliki kewajiban dasar menafkahi keluarganya. Ibu merupakan tempat seorang anak memperoleh informasi pertama tentang berbagai hal sebelum ia memperolehnya di luar.Â
Oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang ibu membekali dirinya dengan berbagai khasanah ilmu dan pengetahuan yang kelak bukan hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, namun juga untuk anak-anaknya.
Anak-anak berhak memperoleh informasi yang bermanfaat dari informan pertamanya sebagai bekal menjadi generasi penerus yang bisa diandalkan.