Mohon tunggu...
Algifari A. Hamid
Algifari A. Hamid Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa FK-KMK Universitas Gadjah Mada

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Polusi Suara : Risiko Kesehatan di Balik Hiruk-Pikuk Kota

29 September 2025   19:27 Diperbarui: 29 September 2025   19:27 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepadatan lalu lintas berkontribusi pada polusi suara di perkotaan (Foto: Dok. Pribadi) 

Yang terpenting, kita juga perlu menjaga diri dari dalam dengan tidur cukup, makan bergizi, dan rutin berolahraga. Karena tubuh yang sehat akan lebih kuat menghadapi stres lingkungan, termasuk kebisingan.

Langkah-langkah ini mungkin terasa sederhana, tapi jika banyak orang melakukannya, dampaknya bisa luar biasa. Bayangkan sebuah kota di mana warganya sadar akan pentingnya suasana tenang. Tidak hanya jantung yang lebih sehat, tapi kualitas hidup secara keseluruhan juga akan meningkat.”

Mengapa Fenomena Ini Perlu Diperhatikan?

Selama ini, kebijakan kesehatan publik lebih banyak fokus pada polusi udara dan air. Padahal, polusi suara juga memberi dampak serius terhadap tubuh. Hipertensi adalah “silent killer” yang menjadi pintu masuk berbagai penyakit berbahaya seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal.

Apa jadinya bila suatu hari kota kita memiliki aturan tegas soal kebisingan. Kendaraan dengan knalpot berisik langsung ditindak, bukan sekadar dibiarkan. Proyek konstruksi pun tidak bisa seenaknya bekerja sampai larut malam, karena jam operasionalnya sudah diatur agar warga bisa beristirahat tenang. Di setiap sudut kota, tersedia ruang terbuka hijau hadir bukan hanya untuk memperindah pemandangan, tetapi juga sebagai peredam alami suara bising. Dan yang tidak kalah penting, masyarakat dibekali edukasi tentang bahaya polusi suara. 

Langkah Kecil, Langkah Bersama Demi Dampak Besar!

Polusi suara memang tidak meninggalkan jejak asap seperti polusi udara, tetapi ia bisa meninggalkan jejak tekanan darah di tubuh kita. Ia tidak membuat kita batuk atau mata perih, namun diam-diam memperlemah jantung dan pembuluh darah.

Ini hanyalah satu langkah kecil untuk mengingatkan kita bahwa kesehatan lingkungan bukan hanya soal udara bersih, tetapi juga soal ketenangan sekitar. Jika akademisi, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat mau bergerak bersama, kita bisa menciptakan kota yang bukan hanya indah dipandang, tapi juga menenangkan untuk ditinggali.

Karena menjaga keheningan ternyata sama pentingnya dengan menjaga detak jantung kita tetap sehat. Dengan begitu, kota tidak hanya nyaman dipandang, tapi juga ramah didengar. Karena menjaga ketenangan sejatinya adalah menjaga kehidupan.”

Referensi : 

European Environment Agency (EEA). Noise pollution is a major environmental health risk in Europe. Copenhagen: EEA, 2020. (Paparan kebisingan jangka panjang diperkirakan menyebabkan 12.000 kematian prematur per tahun di Eropa).

World Health Organization (WHO). Environmental Noise Guidelines for the European Region. Copenhagen: WHO Regional Office for Europe, 2018. (Pedoman resmi WHO mengenai batas paparan kebisingan).

Rahmawati, D., dkk. (2023). Analisis Tingkat Kebisingan Jalan HOS Cokroaminoto Yogyakarta. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun