Mohon tunggu...
Alfredsius Ngese Doja Huller
Alfredsius Ngese Doja Huller Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis adalah salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang dari Seminari San Giovanni xxiii Malang

Berbagi sembari belajar.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Membenahi Sistem Pembinaan di Lapas

21 September 2021   09:17 Diperbarui: 29 September 2021   11:16 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Untuk mengatasi polemik yang terjadi di LAPAS, pihak terkait perlu mengkaji ulang strategi pembinaan di LAPAS dengan lebih meningkatkan kedisiplinan dan integritas dari pihak-pihak yang bertugas di LAPAS tersebut. Sehingga narapidana dapat sadar akan perbuatannya dan dapat kembali menjadi warga negara yang baik.

Dalam hal ini, Dwi Priyanto mengatakan bahwa "pemidanaan adalah upaya untuk menyadarkan warga binaan agar menyesali perbuatannya, dan mengembalikannya menjadi warga masyarakat yang baik, taat kepada hukum, menjunjung tinggi nilai-nilai moral, sosial dan keagamaan, sehingga tercapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan damai." Jangan sampai petugas di Lembaga Pemasyarakatan, bekerjasama dengan narapidana terutama dengan orang yang kaya untuk memperoleh keuntungan pribadi. 

Kurangnya integritas inilah, yang sangat memprihatinan  di Bumi pertiwi ini. Bona Paputungan mengatakan bahwa "hukum ini bisa dibeli." Ya benar saja, jika kita amati sungguh-sungguh. Banyak pihak yang terkait masih main kucing-kucingan antara pihak yang satu dengan pihak yang lain. Kalo cara seperti ini tidak dihapus dan segera diubah mau sampai kapanpun kita akan selalu menemukan polemik-polemik yang terjadi di LAPAS. Peraturan sebagus apapun tapi jika tidak dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan integritas maka itu hanyalah peraturan di atas kertas. Lalu apa yang perlu kita lakukan? 

Dalam situasi yang seperti ini, kita tidak perlu saling menunjukkan jari, siapa yang lebih bertanggung jawab tentang polemik ini, siapa yang benar dan siapa yang salah. Mari kita bangun bersama kita punya orang, baik anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua untuk membentuk integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Sehingga tidak ada lagi kebocoran-kebocoran dan peristiwa yang tidak diinginkan seperti ini terulang kembali. Kita harus paham bahwa manusia itu lebih penting dari pada uang dan segalanya. Narapidana bukanlah objek LAPAS tetapi subyek yang harus diberi pembinaan terutama karakter dan rasa terhadap kehidupan sesama.

Kemudian pertanyaannya kita harus mulai dari mana dan strategi apa yang segera dilakukan. Untuk membentuk karakter yang jujur dan penuh integritas terutama dalam soal peraturan dan uang. Perlu adanya  ketegasan dan kedisiplinan yang dijunjung tinggi. Artinya bagi siapa saja yang telah merugikan negara dan orang banyak harus menanggung dan mengganti rugi apa yang telah diperbuatnya itu. 

Dan untuk menimbulkan efek jerah narapidana diberi pelajaran hidup untuk merasakan kehidupan orang-orang kecil yang tidur di bawah kolong jembatan, ikut merasakan susahnya mencari makan bersama para pemulung. Dan kegiatan yang lain yang lebih menekankan nilai rasa dan kepekaan terhadap penderitaan orang lain. 

Atau kegiatan yang membentuk kembali setiap pribadi yang telah melakukan penyelewengan dengan memberi pemahaman tentang kehidupan sosial. Mengetahui jumlah masyarakat miskin yang ada di Indonesia. Dan memberi pemahaman betapa perbuatan yang dilakukan tersebut dapat merugikan negara dan semua rakyat Indonesia. 

Jika ada orang yang memiliki uang yang banyak dan dengan begitu ia mau membeli hukum seperti yang telah marak terjadi di negara kita ini, harus langsung ditindak keras. Jangan kompromi dengan perbuatan yang tidak terpuji seperti itu. Sehingga akhirnya maksud dari setiap peraturan dan sistem yang telah dicanangkan dalam Lembaga Pemasyarakatan dapat berjalan dengan baik sebagaimana semestinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun