Keduanya minum teh. Tapi hanya yang pertama yang benar-benar bertemu.
Di tengah dunia yang semakin terdigitalisasi dan terfragmentasi, mungkin kita perlu kembali pada hal-hal sederhana yang memperlambat kita: seperti menyeduh teh dengan tangan sendiri, menatap mata tamu, dan berkata (tanpa kata) "Aku ada di sini, untukmu."
Karena pada akhirnya, teh bukan soal kafein atau rasa. Ia soal bagaimana kita memperlakukan sesama: dengan tergesa-gesa, atau dengan hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI