Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[humor+horor] Gigi Yang Terbang

10 September 2025   06:32 Diperbarui: 10 September 2025   06:32 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(kata yang terucap berserakan seperti kapas, olahan GrokAI, dokpri)

Gigi yang Terbang

"Saya hanya salah ucap. Maaf, saya khilaf."

Kalimat itu keluar dari mulutnya seperti biasa cepat, licin, tanpa rasa. Di layar televisi, wajah Menteri Pembangunan Daerah, Bapak Darmo, tersenyum kecut sambil menatap kamera. Di belakangnya, poster bertuliskan "Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju" tergantung miring, seolah ikut meragukan.

"Tuntutan sebagian kecil rakyat yang merasa hidupnya kurang itu hanya angin lalu," katanya tadi pagi di depan wartawan, suara beratnya menusuk seperti jarum. "Kalau mau makan enak, ya kerja! Jangan cuma protes."

Kini, di ruang kerjanya yang ber-AC dingin, Darmo tertawa sendiri. Bodoh-bodoh lucu, pikirnya, sambil menatap layar ponsel yang dipenuhi meme "17+8: Hidup Kurang, Gigi Rontok". Ia baru saja mengirim pesan ke staf humas: "Bikin klarifikasi. Bilang saya khilaf. Tapi jangan terlalu serius, biarin aja viral."

Angin berhembus dari jendela yang terbuka. Di luar, pohon kapok tua di halaman kementerian menggerakkan daunnya, kapasnya yang putih beterbangan. Darmo tak peduli. Ia terlalu sibuk membalas WA dari kolega:
"Haha, rakyat emang gampang marah. Nanti juga lupa."

Malam itu, giginya mulai bergetar.

Darmo terbangun oleh desis aneh di mulutnya, seperti butiran pasir yang bergesekan. Ia menggapai gelas air di meja, tapi saat minum, sesuatu terlepas.

Plak.

Sesuatu jatuh ke wastafel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun