Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

[3] Dari Panggung ke Pasir: Menggabungkan Pelajaran Budaya, Bisnis dan Keindahan Bali dalam Satu Hari

16 Agustus 2025   20:01 Diperbarui: 24 Agustus 2025   21:15 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(tim pendamping yang solid, foto: Bu Aulia)

Tak jauh dari lokasi pertunjukan, di belakang aula, terdapat Cening Bagus Oleh-Oleh, tempat favorit wisatawan untuk membeli cenderamata khas Bali. Di sini, para siswa tidak hanya berbelanja, tapi juga mendapat penjelasan dari Pak Gde tentang bagaimana industri oleh-oleh di Bali mempertahankan nilai-nilai budaya sambil beradaptasi dengan perkembangan zaman.

"Ini bukan sekadar toko oleh-oleh, tapi juga tempat pelestarian budaya," jelas Pak Gde. "Lihatlah bagaimana kerajinan tangan Bali dijual di sini, setiap produk memiliki makna filosofis yang mendalam."

Sambil berbelanja, para siswa menikmati makan siang dengan hidangan khas Bali. "Makanan di sini tidak hanya enak, tapi juga mengandung rempah-rempah yang baik untuk kesehatan," komentar Anisa, yang berencana menjadi perawat. "Ini mengingatkan kami pada pelajaran tentang manfaat rempah dalam dunia kesehatan."

(gambar yang tampak dalam lobby pabrik Lulur, dokpri)
(gambar yang tampak dalam lobby pabrik Lulur, dokpri)

Dari Rumahan Ke Industri: Mengulik Rahasia Lulur Tradisional

Hari sebelumnya, tepatnya pada kunjungan kedua ke Bali, rombongan siswa telah mengunjungi UD Sekar Jagat di Jalan Gambuh No. 9 Denpasar. Di sini, mereka mendapat penjelasan lengkap tentang bagaimana usaha rumahan bisa berkembang menjadi industri yang berkelanjutan.

"UD Sekar Jagat berdiri pada awal tahun 2003, tepatnya setelah tragedi Bom Bali pertama," jelas Ibu Hery, salah satu pengurus utama. "Saat itu, Bapak I Ketut Sugianta kehilangan pekerjaan di bidang pariwisata. Bersama Ibu Ni Wayan Lindawati yang memiliki pengalaman membuat lulur dan bekerja di SPA, mereka memulai usaha kecil-kecilan di Jalan Sri Rama Denpasar."

Para siswa terlihat antusias saat Ibu Hery menjelaskan visi misi perusahaan. Visi "Menjadi produsen kosmetik yang produknya tersebar luas di jagat ini" didukung oleh misi yang kuat: membuat kosmetik yang bermanfaat, aman, dan bermutu; menyediakan lapangan kerja; serta menjadi bagian dalam pembangunan perekonomian negara.

(siswa menyimak penjelasan Bu Hery wakil direktur, yang mewakili Lulur Sekar Jagat, foto: Pak Zahid)
(siswa menyimak penjelasan Bu Hery wakil direktur, yang mewakili Lulur Sekar Jagat, foto: Pak Zahid)

Setelah sesi paparan, para siswa diberi kesempatan untuk melihat langsung proses produksi di berbagai ruangan yang telah disiapkan sesuai standar CPKB. Mereka diajak mengunjungi ruang penyimpanan bahan baku, ruang pencampuran (mixing), ruang pengemasan primer (filling), hingga area penyimpanan produk jadi.

"Ini adalah contoh nyata bagaimana dari usaha rumahan sederhana, dengan tekad dan komitmen pada mutu, bisa berkembang menjadi usaha yang memberikan manfaat bagi banyak orang," ujar Ibu Hery.

Sebagai kenang-kenangan, setiap siswa mendapat dua paket lulur sedang, sementara guru pendamping masing-masing mendapat lima paket. Namun yang lebih berharga adalah pelajaran tentang kewirausahaan, ketekunan, dan pentingnya menjaga kualitas produk yang mereka bawa pulang.

(sebagian siswa yang gembira dengan suasana pantai jelang sunset, foto: 
(sebagian siswa yang gembira dengan suasana pantai jelang sunset, foto: 

Sunset Di Jimbaran: Menghargai Keindahan Alam Sekaligus Belajar Tentang Gaya Hidup Sehat

Malamnya, setelah kunjungan ke UD Sekar Jagat, rombongan siswa dibawa ke Pantai Jimbaran untuk makan malam. Pemandangan matahari terbenam yang memukau diiringi deburan ombak menjadi latar belakang makan malam yang "romantis" bagi para siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun