Demikian juga dengan anak-anak di kelas kita. Mereka mungkin mengalami tantangan dalam membaca, menulis, atau berhitung, tapi itu tidak mengurangi potensi mereka untuk menjadi pemimpin, pencipta, atau inovator masa depan.
Yang mereka butuhkan adalah guru yang percaya pada mereka. Guru yang tidak hanya mengajar, tapi juga menginspirasi. Guru yang melihat perbedaan bukan sebagai hambatan, tapi sebagai jendela menuju cara belajar yang lebih beragam dan mendalam.
Penutup: Menuju Pendidikan yang Lebih Inklusif
Dyslexia, dysgraphia, dan dyscalculia bukanlah batas. Mereka adalah bagian dari keragaman manusia, dan dalam keragaman itulah pendidikan sejati hadir. Dengan Kurikulum Merdeka, kita memiliki kesempatan untuk membuka pintu lebih lebar, memberikan ruang lebih luas, dan menciptakan sekolah sebagai tempat aman bagi semua anak untuk tumbuh dan berkembang.
Karena pendidikan yang merdeka adalah pendidikan yang tidak hanya mengajarkan angka, huruf, atau kata, tapi juga membuka hati untuk menerima perbedaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI