Salah satu kisah heroiknya terjadi saat proyek Kedung Ombo di Jawa Tengah. Ketika pembangunan bendungan mengancam menggusur ribuan warga, Romo Mangun tak tinggal diam. Ia membela hak warga dan merancang solusi relokasi yang lebih manusiawi.
Meski bendungan tetap berdiri, perjuangannya menjadi simbol perlawanan rakyat kecil. Ia juga mendirikan Sekolah Rakyat di Yogyakarta, memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak miskin, karena ia yakin pendidikan adalah kunci memutus kemiskinan.
Warisan: Inspirasi yang Tak Lekang oleh Waktu
Warisan Romo Mangunwijaya melampaui bangunan fisik yang ia ciptakan. Ia meninggalkan filosofi bahwa arsitektur adalah panggilan untuk melayani, bukan sekadar profesi. Pendekatannya yang mengutamakan manusia dan lingkungan tetap relevan di tengah dunia modern yang sering terpaku pada keuntungan semata. Ia mengajarkan bahwa seorang arsitek bisa menjadi agen perubahan sosial, menggunakan keahliannya untuk keadilan dan kemanusiaan.
Bagi generasi masa kini, Romo Mangun adalah teladan bahwa satu orang dengan visi dan dedikasi bisa mengubah banyak nyawa. Ia menginspirasi kita untuk bekerja dengan empati, berkolaborasi, dan berani membela yang lemah.
Kesimpulan: Pahlawan Kemanusiaan yang Langka
Romo Mangunwijaya adalah perwujudan langka dari arsitek serba bisa yang hidup untuk kemanusiaan. Ia tidak hanya membangun struktur, tetapi juga harapan, martabat, dan kehidupan yang lebih baik bagi banyak orang. Warisannya adalah panggilan bagi kita semua untuk melihat pekerjaan kita -apa pun itu-sebagai sarana untuk melayani sesama.
Mari kita ambil pelajaran dari Romo Mangun: bahwa dengan hati dan tindakan, kita bisa menjadi pahlawan kemanusiaan di zaman kita sendiri. Dunia membutuhkan lebih banyak sosok seperti dia, dan mungkin, itu dimulai dari kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI