Ketiga, Pemuda dan Keluarga: Hari Pemuda Sedunia (1985) dan Familiaris Consortio (1981) memengaruhi Sinode Pemuda (2018) dan Amoris Laetitia.
Keempat, Martabat Manusia: Teologi Tubuh menginspirasi ekologi integral Laudato Si' dan persaudaraan Fratelli Tutti.
Kelima, Keadilan Sosial: Centesimus Annus (1991) menggemakan kritik Fransiskus terhadap kapitalisme tidak manusiawi.
Yohanes Paulus II menjadikan Gereja global dan relevan, memberikan Fransiskus panggung untuk membangun Gereja yang inklusif.
Pengaruh Paus Benediktus XVI: Fondasi Teologi yang Kokoh
Paus Benediktus XVI (2005-2013), sebagai Joseph Ratzinger, adalah "Paus Pengajar" yang memperkuat iman melalui teologi. Pengaruhnya meliputi:
Pertama, Ensiklik Teologi:Â Deus Caritas Est, Spe Salvi, dan Caritas in Veritate menjadi dasar Lumen Fidei.
Kedua, Liturgi: Summorum Pontificum (2007) diimbangi Traditionis Custodes Fransiskus, dengan tujuan persatuan.
Ketiga, Kerendahan Hati:Â Pengunduran dirinya (2013) memengaruhi gaya sederhana Fransiskus, yang menyebutnya "kakek bijaksana" (La Stampa, 2013).
Benediktus memberikan fondasi intelektual, memungkinkan Fransiskus fokus pada dimensi pastoral dan sinodal.
Pengaruh Fransiskus dan Kepergian: Warisan yang Abadi
Hingga April 2025, Paus Fransiskus, kini berusia 88 tahun, memimpin meski dengan kesehatan rapuh- operasi usus (2021) dan kursi roda sejak 2022. Warisannya, yang dibangun atas fondasi Yohanes Paulus II dan Benediktus, meliputi:
Pertama, Reformasi Kuria:Â Praedicate Evangelium (2022) melanjutkan upaya Benediktus.