Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. I Seorang guru di SMP PIRI, SMA dan SMK Perhotelan dan SMK Kesehatan. I Ia juga seorang Editor, Penulis dan Pengelola Penerbit Bajawa Press. I Melayani konsultasi penulisan buku. I Pemenang III Blog Competition kerjasama Kompasiana dengan Badan Bank Tanah

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menemukan Keindahan dalam Kesucian Hati

10 Maret 2025   14:12 Diperbarui: 10 Maret 2025   14:12 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Menemukan Keindahan dalam Kesucian Hati

I'm so tired of ugly. I'm not talking about physical looks. I'm talking about ugly hearts, ugly souls, and ugly actions.

Di tengah hiruk-pikuk dunia yang sering kali dipenuhi dengan ketidakadilan, kebencian, dan keserakahan, kita mungkin merasa lelah dengan segala bentuk "keburukan" yang menggerogoti hati dan jiwa. Bulan puasa, sebagai momen yang penuh makna, mengajak kita untuk berhenti sejenak, merenung, dan mencari keindahan sejati yang bersumber dari hati yang suci.

Mengapa Kita Merasa Lelah dengan Keburukan?

Keburukan yang dimaksud bukanlah tentang penampilan fisik, melainkan tentang hati yang penuh dengki, jiwa yang gelap, dan tindakan yang merugikan orang lain. Setiap hari, kita mungkin dihadapkan pada berita tentang korupsi, perselisihan, atau bahkan perilaku tidak adil di sekitar kita. Hal-hal ini membuat kita merasa lelah, seolah-olah dunia ini dipenuhi oleh energi negatif yang sulit dihindari.

Pengalaman pribadi sering kali menjadi cermin bagi kita. Misalnya, ketika kita melihat seseorang yang dengan sengaja menyakiti orang lain demi keuntungan pribadi, atau ketika kita sendiri pernah merasakan kekecewaan karena dikhianati oleh orang yang kita percayai. Momen-momen seperti ini mengingatkan kita bahwa keburukan hati dan tindakan bisa meninggalkan luka yang dalam.

Bulan Puasa: Momen untuk Menyucikan Hati

Bulan puasa hadir sebagai waktu yang tepat untuk merenung dan membersihkan hati dari segala keburukan. Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang menahan diri dari emosi negatif seperti amarah, iri hati, dan keserakahan. Ini adalah kesempatan untuk belajar mengendalikan diri dan memperbaiki hubungan dengan sesama.

Dalam momen puasa, kita diajarkan untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain, berbagi dengan mereka yang membutuhkan, dan memaafkan kesalahan. Proses ini tidak hanya membersihkan hati kita, tetapi juga membantu kita melihat keindahan dalam kesederhanaan dan ketulusan. Ketika hati kita bersih, kita bisa melihat dunia dengan perspektif yang lebih positif.

Belajar dari Pengalaman: Menemukan Keindahan dalam Kebaikan

Pengalaman adalah guru terbaik. Ketika kita merasa lelah dengan keburukan, cobalah untuk mengingat momen-momen kecil di mana kebaikan masih ada. Misalnya, saat seseorang membantu tanpa pamrih, atau ketika kita melihat senyum tulus dari orang yang bersyukur. Kebaikan-kebaikan kecil ini adalah bukti bahwa keindahan hati masih ada di dunia.

Bulan puasa mengajarkan kita untuk fokus pada kebaikan dan menebarnya kepada orang lain. Dengan berpuasa, kita belajar untuk lebih sabar, lebih peduli, dan lebih menghargai setiap kebaikan yang kita terima. Ini adalah cara untuk mengembalikan keindahan dalam hidup kita, meskipun dunia di luar terasa penuh dengan keburukan.

Solusi: Menjadi Agen Perubahan

Lelah dengan keburukan bukanlah akhir dari segalanya. Justru, ini adalah awal untuk menjadi agen perubahan. Mulailah dari diri sendiri dengan membersihkan hati dan memperbaiki tindakan. Jadilah contoh bagi orang lain dengan menunjukkan kebaikan dan ketulusan.

Bulan puasa adalah waktu yang tepat untuk memulai perubahan ini. Dengan hati yang bersih, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih positif dan penuh keindahan. Ingatlah bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan, sekecil apa pun, akan memberikan dampak yang besar bagi orang lain dan dunia sekitar.

Penutup: Keindahan Sejati Ada di Hati yang Bersih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun