Sangat sulit bagi dua orang yang saling mencintai satu sama lain ketika mereka tinggal dalam dua dunia yang berbeda... Tapi ketika kedua dunia ini melebur menjadi satu, itulah yang disebut KEAJAIBAN!
Jangan mencintai seseorang seperti bunga, karena bunga mati kala tidak disirami...
Cinta mungkin akan meninggalkan hatimu bagaikan kepingan-kepingan kaca, tapi tancapkan dalam pikiranmu, bahwa ada seseorang yang akan bersedia untuk menambal lukamu dengan mengumpulkan kembali pecahan-pecahan kaca itu... Sehingga kamu akan menjadi utuh kembali... (Sumber Unknown)
Penting untuk direnungkan.....
Pengampunan selalu identik kalau ada kesalahan. Dan orang yang berbuat salah sering harus mohon ampun agar dibebaskan dari kesalahannya. Dalam persahabatan pun kadang timbul perselisihan, ketegangan bahkan luka batin akibat kesalahan yang mungkin tidak fatal tapi melukai, atau fatal dan mengancam keutuhan persahabatan.
Kita sering juga mendengar atau mengucapkan "aku tidak bisa mengampunimu." "Aku telah memaafkan dia, tapi untuk mengampuni dia, rasanya aku belum sanggup, karena luka yang dia sebabkan itu telah sembuh tapi bekasnya masih terasa. Jadi untuk mengampuni dia...aku  belum bisa."
Pengampunan seringkali dikaitkan dengan kebencian dan dendam. "Aku benci karena dia ini...itu...aku benci karena gara-gara dia nasibku jadi begini." Akibatnya, untuk mengampuni terasa sangat sulit. Orang masih memendam rasa sakit dalam hati. Orang tak akan bisa mengampuni kalau dia sendiri belum mau berdamai dengan dirinya untuk menerima bahwa sesuatu yang sakit itu terjadi pada dirinya. Dia masih terpaku pada masa lalu dan kejadian yang dialami. Padahal menurut David Augsburger pengampunan berarti "membiarkan apa yang terjadi berlalu, tetapi berusaha menggapai apa yang akan datang, apa yang sekarang ada."