Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membeli Mainan Anak, Disesuaikan dengan Anggaran Anak

9 Mei 2022   10:32 Diperbarui: 9 Mei 2022   10:43 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari Mas Rio/Facebook

Investasi itu apa sih? Investasi bodong itu, apa ya? Jika investasi dipahami bahwa "anak menitipkan uang hadiah" lalu anak akan mendapat lebih", maka konteks ini, harus dibaca bahwa jika anak memberi atau menitipkan atau tidak, orangtua akan dengan sendirinya memberi lebih dari yang diharapkan anak. Memberi lebih kepada anak, tanpa dituntun anak pun, orangtua akan berjuang untuk mendidik dan menyatakan impian masa depan anak.

Kalau pun, investasi bodong yang dimaksudkan bahwa menitipkan uang hadiah kepada orangtua, namun sebenarnya sama dengan orangtua menghabiskan uang hadiah anak, harapan anak akan mendapatkan kembali, tidak pernah terjadi, itu paham yang keliru. 

Kelirunya terletak pada, seolah-olah dengan memberikan uang hadiah kepada orangtua, orangtua melepaskan tanggungjawab untuk menghidupkan dan mendidik anaknya. Anak menjadi melarat dan tak bisa hidup lagi.

Untuk itu, saya justru menggugat kalimat ini. "Ketika uang THR yg didapat anak2 dititipkan ke orangtua, disitulah anak2 pertama kali mengenal investasi bodong", anak pertama mengalami investasi bodong, sangat keliru, salah kaprah, dan tidak memiliki nilai pendidikan bagi anak dan orangtua.

Harusnya mendukung anak dan orangtua dengan kalimat positip seperti ini: "anak-anak hadiah yang diterima pada hari raya lebih baik ditabungkan. Tabunglah kepada orangtua. Orangtua bisa mengaturnya."

Buatlah Caption atau literasi keuangan yang bijak

"Ketika uang THR yg didapat anak2 dititipkan ke orangtua, disitulah anak2 pertama kali mengenal investasi bodong" Kalimat ini, merendahkan peran orangtua. Seakan orangtua tidak dapat bertanggungjawab atas uang hadiah anak. Padahal tanpa anak menitipkan uang hadiah hari rayanya kepada orangtua, orangtua bisa melakukan hal-hal yang lebih untuk anak.

Dalam literasi financial, satu trik untuk masa depan cerah bagi anak ialah menabung. Menabung bukan sisa dari uang belanja. Menabung ialah hal utama dari pendapatan, setelah itu baru sisanya belanja. Paham ini yang banyak orang merasa sulit.

Menabung dulu baru belanja, maka konsep ini harus disampaikan orangtua kepada anak. Sehingga, jika anak mau membelikan mainan dari uang hadiah hari raya, disesuaikan dengan jumlah yang disediakan untuk memberi mainan. Bukan mengutamakan membelikan mainan dulu, baru sisanya menabung.

Mengapa prinsip ini dikedepankan kepada anak? Biar anak memiliki kebiasaan mengutamakan menabung, hidup hemat, hidup sesuai dengan apa yang dimiliki / disediakan. Seperti Allah bisa karena biasa, maka pendidikan ini harus diutamakan orangtua, supaya anak menjadi terbiasa dengan hidup penuh perencanaan.

Salam sehat untuk anak-anak Indonesia.

Pangkalpinang, 9 Mei 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun