Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Sejenak Kompasianer Berdiri di Tebing Akhir Tahun

26 November 2021   22:17 Diperbarui: 26 November 2021   22:30 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot Kompasiananival, 26/11/2021

Suguhan topik pilihan akhir tahun 2021 di layar Kompasiana, semakin realistis. Saking realitisnya, kehilangan hewan kesayangan dan mencari ART sehati pun diangkat ke ruang publik. Secara pribadi saya tidak memiliki dan merasakan kedua topik pilihan ini menjadi fokus dalam menulis sekaligus membacanya, ketika membuka fitur Kompasiana. Alasannya pun sederhana, hal kecil, topik pilihan yang sederhana. 

Sederhana dalam arti, terlalu remeh-temeh. Tetapi crew Kompasiana meneropongnya dari sudut jurnalistik yang komprehensif, sehingga hal yang sederhana ini terangkat ke permukaan, dengan berbagai sudut ungkapan naluri penulis Kompasiana. Luar biasa crew Kompasiana.

Topik Pilihan Kompasiana

Topik-topik pilihan yang sederhana yang diangkat Kompasiana jika direfleksikan dalam sudut nalar yang utuh, justru melahirkan banyak ide cemerlang dan aktual. Bagi Kompasianer dengan gaya eksplorasi yang berbeda, akan menjadi kaya informasi dan gaya sastra yang mencerminkan model penulisan Kompasianer.

Kecermelangan penentuan topik-topik pilihan, merupakan sebuah horizon yang luas dan daya teropong jurnalistik yang spesifik. Realitas yang terselubung, yang tak disadari kebanyakan orang, ketika ditampilkan ke publik, mengundang penggemar media ini, didorong untuk melihat realitas pengalaman dengan cara dan gaya yang berbeda. Disinilah, kekayaan informasi dan kelugasan berbahasa menjadi entry poin yang tidak kalah penting.

Ketika Kompasianer menguliti realitas yang terselubung yang sudah menjadi fakta hidup dalam tulisan, orisinal sebuah tulisan akan menjadi ujian tersendiri. Sementara, fakta yang terbilang kecil, dieksplorasi dengan mimik gaya bahasa khas penulis, mendapat note tersendiri bagi para pembaca, baik pencinta Kompasiana yang sudah terdaftar maupun siapa saja yang mencari informasi melalui research google.

Karena itu, Kompasianer pemula yang baru mendaftarkan diri, sangat dianjurkan untuk menulis berdasarkan topik pilihan crew Kompasiana. Efektivitas ide lumayan bagus. Efisiensi waktu menulis, cukup terkalkulasikan. Bobot nilai pun cukup diperhitungkan. Dan kedalaman topik pilihan yang ditawarkan crew Kompasiana, menjadi hal positip untuk dikembangkan dengan ketajaman naluri jurnalistik.

Gaya Menulis Kompasianer

Kompasianer memiliki gaya menulis yang khas. Kekhasan dalam gaya menulis ini melekat pada pribadi Kompasianer. Begitu juga cara meneropong topik-topik pilihan Kompasiana atau memilih topik-topik sendiri yang tidak ditentukan oleh Kompasiana.

Kekhasan dalam penulisan itu, terbalut dengan bahasa yang sederhana, tanpa banyak membutuhkan energy yang banyak untuk memahami. Namun, ada juga yang menulis dengan bahasa ilmiah dan diperlukan banyak energy untuk membaca dan membaca lagi supaya dapat dimengerti.

Kebanyakan Kompasianer menulis dengan gaya populis. Bahasa gaul dan mengikuti trend kekinian. Namun juga, ada yang tidak. Hanya menulis dengan gaya tulisan semi ilmiah dan terkadang hanya melukiskan keseharian yang dialami. Tanpa mendalami makna apa atas suatu realitas itu. Namun, hebatnya bahwa Kompasianer banyak yang terlibat didalam Kompasiana, baik dengan tulisan, video, dan bahkan mungkin hanya sekali menulis tetapi dia rajin membaca karya-karya Kompasianer lainnya.

Kompasianer tergolong "bijak" dalam menulis di Kompasiana

Kompasina, termasuk salah satu media yang cukup dijaga, baik berbahasa maupun gaya menulis dari Kompasianernya. Karena kebanyak media, banyak penulis yang menulis namun, judul tulisan dan isi, terlihat ada jarak yang memisahkannya. Judul tulisan hanya mau menarik pembaca, tetapi isinya tak sebanding topik. Mungkin cocok dibaca strategi mengelabui pembaca. Ha.... ha.... ha....

Selain itu, di media lain komentar-komentar tulisan penulis terkadang muncul banyak komentar yang menghujat dan jauh dari rasa kemanusiaan. Namun, di Kompasiana sangat dijaga ketat-tersleksi sehingga komentar-komentar yang "kurang etis" tidak ditampilkan ke ruang publik. Bagi saya, ini sesuatu yang menarik. Masih menjunjungi tinggi moral jurnalis, tidak membuat publik gaduh.

Juga di Kompasiana diberi kesempatan kepada Kompasianer untuk menulis topik-topik pilihan. Tentang ini tidak hanya menulis tetapi mendapar K-Rewards dari media ini. Ada nilai jual kepada Kompasianer, namun apakah nilai jual ini menjadi daya tarik bagi Kompasianer? Mungkin ada, tetapi tidak sedikit yang mungkin masih "ragu-ragu". Karena beda orientasi dalam pikiran setiap Kompasianer. Disinilah, letak "kebijakan" crew Kompasiana, bagaimana mengatur K-Rewards untuk Kompasianer.

Mengatur K-Rewards Kompasiana untuk Kompasianer

K-Rewards adalah kebijakan internal Kompasiana. Ini semacam "dapur" Kompasina. Bagaimana planning Kompasiana supaya media ini tetap eksis dan ramai Kompasianer melabuhkan tulisan-tulisannya. Inilah manajemen "agenda setting" yang tak nampak ke publik namun ada dibalik layar Kompasiana.

Kalau mau "asap dapur" Kompasiana tetap mengepul, iya... strategi planningnya harus mantap. Mau sosialis-populis atau kapitalis-sosialis ataupun sosialis-demokratis, ini hanya strategi agar Kompasiana bisa menjadi media publik.

K-Rewards adalah kebijakan Kompasiana, sebagai cara mendorong atau memotivasi penulis Kompasiana. Kalau dapat dari Kompasiana karena tulisan yang bisa dibaca banyak orang, maka harus diberi applaus dan Kompasianer harus mensyukurinya. Jika tidak mendapat, tidak masalah. 

Yang terpenting adalah bahwa Kompasina telah membuka ruang bagi siapa saja, saya dan teman-teman, untuk melatih diri, mengungkapkan ide dan gagasan terhadap suatu realitas yang diketemui dalam hidup sehari-hari. Mungkin tidak hanya itu, bisa saja dengan menulis kita melatih diri, cara membicarakan suatu realitas yang terpampang luas dihadapan kita. Kemudian Kompasianer membagikan kepada publik. Inilah model "berbagi pengalaman", sharing akan pengalaman yang kita alami dan kita hidup selama ini. Dan ini banyak sekali yang muncul di layar beranda Kompasiana.

Akhir Tahun 2021 diambang batas

Sebelum akhir tahun, semacam agenda rutin di Kompasiana, seperti K-Rewards semakin populis. Bahkan dengan cara rutin menampilkan acara Kompasiananival;  semacam kegiatan tunjuk tokoh populis di Kompasiana selama setahun berjalan. Para penulis yang dipilih Kompasiana untuk mendapatkan Kompasiana Awards. 

Bagi saya hal semacam ini, tidak beda dengan kegiatan-kegiatan di media atau lembaga lainnya. Walaupun mirip-mirip saja, yang terpenting Kompasiana membuka pintu dan jendela "rumah Kompasiana" untuk menganugerahkan tokoh-tokoh hebat dengan tulisan-tulisan menarik pada tahun ini. Ini hanya semacam pemotivasi, semacam daya penyemangat akan keterlibatan Kompasianer selama ini.

Karena itu, Kompasianer tidak boleh berkecil hati karena tidak dipilih atau tidak menerima K-Rewards dengan topik-topik pilihan yang disediakan Kompasiana. Sebab, dari awal Kompasianer tidak menerima kontrak atau perjanjian akan hal ini.

Proses-proses dalam pemilihan dan keterlibatan Kompasianer dalam menulis dari awal  hingga akhir tahun 2021, inilah yang saya sebut "Sejenak Penulis Kompasiana Berdiri di Tebing Akhir Tahun". Berdiri di tebing akhir tahun dan melihat begitu indah panorama di Kompasiana. Keindahan gaya menulis dan gaya bahasa yang selama ini disuguh oleh Kompasianer dan didukung oleh Kompasiana. 

Dibalik keindahan itu, saya harus mengakui bahwa Kompasianer telah memberikan warna khas untuk menghidupkan Kompasiana. Bahkan hiasan-hiasan iklan yang tersebar di layar Kompasiana dan pernak pernik warna yang dibalut dengan warna khas Kompasiana, warna biru, telah memberikan keunikan dan keindahan tersendiri sehingga "dapur Kompasiana" tetap mengepul asap hingga saat ini.

Tetaplah berdiri di tebing akhir tahun, sampai detik-detik awal tahun 2022 datang dan memberikan harapan untuk menulis lagi pada perjalanan tahun 2022. ***

Pangkalpinang, 26 November 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun