Mohon tunggu...
Alfonsus G. Liwun
Alfonsus G. Liwun Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memiliki satu anak dan satu isteri; Hobi membaca, menulis, dan merefleksikan.

Dum spiro spero... email: alfonsliwun@yahoo.co.id dan alfonsliwun16@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tetap Produktif Apapun Selama Masa Pensiun, yang Penting Sehat

12 Agustus 2021   13:18 Diperbarui: 12 Agustus 2021   13:23 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: seniornet.com 

Tetap produktif setelah pensiun, impian bagi semua orang. Karena merupakan impian maka harus perlu direncanakan. Tanpa itu, sia-sia setelah pensiun. Bahkan setelah pensiun baru melakukan perencanaan, pun ada banyak sahabat dan kenalan yang saya jumpa banyak yang mensharingkan pengalaman bahwa hidupnya gagal.

Perencaan untuk tetap produktif tatkala pensiun, perlu diujicoba sebelum masa-masa pensiun. Mengapa? Sebab hal ini menyangkut pembiasaan. Suatu perencanaan mengenai suatu usaha atau kerja baru, perlu juga membangun suatu pembiasaan, terhadap usaha atau kerja baru yang belum pernah dijalankan. Belum punya pengalaman mengenai usaha atau kerja baru tersebut. 

Untuk itu, perencanaan sebelum pensiun, lakukan beberapa bulan sebelum pensiun dengan pengeksekusian rencana usaha atau pekerjaan baru itu. Ingat pepatah ini, Allah bisa karena biasa. Kebiasaan yang terus meneruskan dijalankan, akan menjadi suatu pembudayaan. Kalau belum biasa dan mencobanya, akan membutuhkan banyak energi, perhatian dan waktu, bahkan modal pun lebih banyak terseret ke sana.

Sebagai misal, saya mencoba mensharing satu pengalaman berikut ini. Beberapa bulan lalu, tetapnya bulan April tahun ini, saya mencoba mengunjungi kenalan yang barusan pensiun. Pensiun dari seorang ASN, guru sekolah dasar. Dialah yang sering saya sapa dengan Pak Yanto (60). Setelah pensiun jadi guru, ia mengurus pensiunannya. Dan dia mendapat sejumlah uang. Katanya mendapat awal pensiun sekitar 5 jutaan. Karena belum siap, perencananya dia membuka usaha tambang timah, seperti kebanyak orang yang ada disekitarnya. Usaha baru ini dengan modal pensiun awal tadi dan plus yang ditabungnya selama ini. Kurang lebih 60-an juta dia menjalankan usaha ini. 

Pak Yanto dibantu oleh dua orang. Pak Yanto menjalankan usaha ini beberapa bulan. Ketika dia menghitung perjalanan usaha ini, dia merasa bahwa sudah mulai rugi. Telah merugi sekitar belasan juta. Ruginya karena harga timah jatuh. Juga timah yang didapat pun sedikit. 

Ketika mengalami situasi merugi, teman-teman Pak Yanto menyarankan, ah... lebih baik jangan membuka usaha di bidang itu. Bidang itu bukan pekerjaanmu selama ini. Tetapi Pak Yanto tetap berusahanya, alasannya modal sudah keluar. 

Pak Yanto, kemudian jatuh sakit. Karena Pak Yanto kelelahan. Biasanya lebih banyak mengerahkan berpikir, dan ketika usaha kali ini lebih banyak menguras tenaga fisik, maka akan jatuh sakit. Sakit karena keuatan fisik tak memungkinkan lagi. 

Iya.... ternyata benar. Selama ini Pak Yanto mengajar hingga pensiun. Tidak banyak menguras fisik. Dan ketika usaha baru ini membutuhkan fisik yang kuat untuk bekerja di lapangan dengan keluar masuk hutan dan keluar masuk lubang-lubang penggalian timah. Tentu, fisik Pak Yanto akan semakin menurun. Tentu berbeda bidang ini dengan bidang pekerjaan awalnya. Atas dorongan teman-teman, Pak Yanto kemudian turuti. 

Modal amblas, dia sakit, dan usahanya tak berjalan lagi. Pak Yanto, kini pensiun tetapi sakit tidak bisa berjalan lagi. Hanya di kursi roda. Juga masih ada cerita-cerita piluh lain yang dialami sahabat dan kenalan yang sedang menjalankan masa pensiun. 

Ternyata benar! Bung Admin Kompasiana menampilkan topik pilihan untuk sungguh sangat membantu Kompasianer. Membantu untuk lebih menyiapkan diri menghadapi masa pensiun tetapi juga tepat dan jitu memilih usaha baru setelah pensiun. Karena masa-masa pensiun adalah masa penuh menikmati masa tua. 

Menjalankan usaha baru, tetapi tidak banyak mengurusi tenaga dan bahkan mendorong kita untuk membangun jejaringan dengan rekan-rekan bahkan anggota keluarga sekalipun untuk saling membantu dan bekerjasama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun