Sering kali mengira bahwa motivasi itu  soal semangat momen penuh gairah setelah nonton video inspiratif atau mendengar kata-kata bijak. Tapi semangat itu sifatnya fluktuatif. Ia bisa muncul pagi hari, lalu menghilang sore harinya. Dari sudut pandang psikologi, motivasi yang bertumpu pada emosi semata tergolong ekstrinsik dan seringkali tidak bertahan lama.
Motivasi sejati lebih bergantung pada sistem internal, yaitu kebiasaan, struktur, dan lingkungan yang dirancang untuk mendukung perilaku kita. Teori psikologi seperti Self-Determination Theory menjelaskan bahwa motivasi yang kuat lahir dari tiga kebutuhan dasar: otonomi (merasa bebas memilih), kompetensi (merasa mampu), dan keterhubungan (merasa terhubung dengan orang lain). Ketiga hal ini tidak muncul begitu saja dari semangat sesaat, tapi tumbuh dari sistem dan rutinitas yang konsisten.
Misalnya, seseorang yang ingin rajin belajar tidak cukup hanya mengandalkan "semangat belajar." Ia perlu sistem: jadwal belajar yang realistis, lingkungan bebas distraksi, dan target harian kecil yang memberi rasa pencapaian. Sistem seperti ini membantu memenuhi rasa otonomi, menumbuhkan rasa mampu, dan memperkuat koneksi sosial yang pada akhirnya menjaga motivasi tetap hidup.
Jadi jika ingin tetap termotivasi, jangan hanya mencari semangat. Bangun sistem yang membuatmu tetap bergerak, bahkan saat semangat sedang turun. Karena dalam jangka panjang, sistemlah yang bekerja, bukan perasaan sesaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI