Mohon tunggu...
Viny Alfiyah
Viny Alfiyah Mohon Tunggu... -

Insan yang menyukai kegiatan berbagi, menulis, membaca, membantu orang tua dan sesama serta terus berkarya untuk kebaikan umat manusia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Krisis Moral : Pengaruh Perilaku Terhadap Kemajuan Suatu Negara

26 April 2012   14:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:04 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Beberapa waktu lalu di berbagai media tersiar berita mengenai para petinggi di DPR RI yang diisukan menerima sejumlah uang suap tentang berbagai proyek yang dilaksanakan. Berbagai dialog interaktif yang disiarkan secara langsung membuat masyarakat dapat menilai sendiri bagaimana tingkah para politisi tersebut. Terlihat dari gestur mereka yang saat terjebak dalam argumen rumit hanya dapat berkilah saja.

Di saat masyarakat bosan dan muak dengan perilaku para aparatur pemerintah tersebut, muncul angin sejuk yang datang dari sosok mantan Dirut PLN yang kini menjabat sebagai Menteri BUMN, sosok sederhana tersebut bernama Dahlan Iskan. Beliau seakan menunjukkan bahwa dengan menjadi seorang menteri tak perlu malu untuk naik kereta atau Commuter Line untuk pergi bekerja, serta naik ojek untuk rapat di Istana Negara bersama Presiden sekalipun. Karakter beliau yang mampu memelihara attitude (perilaku) serta karisma dan wibawanya berhasil memesona publik. Menjadi seorang yang dihormati bawahan dan disegani atasan berkat integritas dan kemampuan beliau dalam membawa diri.

Seorang motivator termasyur yang bernama Brian Tracy pernah mengungkapkan bahwa "You can't control what happens to you, but you can control your attitude toward what happens to you,"yang bermakna bahwa kita tidak bisa mengatur apa yang akan terjadi pada kita, tetapi kita dapat mengatur perilaku kita di saat terjadi sesuatu pada kita.

Pengaruh yang ditimbulkan dari attitude ini sangat berdampak pada kemajuan suatu negara. Maju atau berkembangnya suatu negara tergantung pada attitude/perilaku dari penduduknya. Perbedaan antara negara berkembang (miskin) dan negara maju (kaya) tidak tergantung pada usia suatu negara, topografi geografis, ataupun kekayaan alam yang dimilikinya.

Negara-negara seperti India dan Mesir yang berusia lebih dari 2000 tahun, tetapi tetap digolongkan sebagai negara berkembang. Di sisi lain, Singapura, Kanada, Australia, dan New Zealand (Selandia Baru) merupakan negara yang berusia kurang dari 150 tahun, merupakan bagian dari negara maju serta penduduknya tidak lagi miskin.

Ketersediaan sumber daya alam tidak menjamin akan maju atau berkembangnya suatu negara. Jepang, dengan area yang terbatas, dan 80% wilayah daratan merupakan pegunungan yang tak cukup memadai peningkatan pertanian dan peternakan tak menghambat mereka untuk menjadi raksasa industri terbesar di Asia dan terbesar kedua di dunia. Jepang mengimpor seluruh bahan baku dari berbagai negara yang mana termasuk Indonesia sebagai pengekspor utama, lalu mengolahnya dan mengekspor kembali barang jadi terutama pada negara pengimpor barang baku. Swiss, dengan daerah kurang lebih hanya seluas Papua dengan daratan tak lebih dari 11% dari total wilayahnya, terkenal sebgai peracik cokelat dan susu terbaik di dunia, meski mereaka tak mempunyai perkebunan cokelat sendiri. Bank, jam tangan, serta berbagai peralatan yang terbuat dari stainless steel atau baja buatan Swiss sangat digemari masyarakat dari berbagai negara.

Tidak ada perbedaan yang signifikan akan kecerdasan, kecenderungan ras atau warna kulit. Bahkan seringkali justru orang Indonsialah yang meraih juara dalam berbagai Olimpiade Internasional. Perbedaanya terletak pada sikap/perilaku masyarakat yang dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan yang diterimanya.

Kita bukan kekurangan sumber daya alam atau sempit wilayah, kita hanya kurang kemauan untuk patuh dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan. Mulailah perubahan dari diri kita sendiri. Hanya kalangan minoritas Indonesia yang hidup beretika sebagai prinsip dasar hidupnya, menjaga kejujuran dan integritas, bertanggung jawab, hormat pada aturan dan hukum masyarakat, hormat pada hak orang/warga lain, cinta pada pekerjaan, berusaha keras untuk menabung dan investasi, mau bekerja keras, serta tepat waktu. Negara kita dihuni oleh mayoritas orang-orang yang melanggar prinsip perilaku diatas. Dan di kubu manakah Anda sekarang?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun