Mohon tunggu...
Alfira Fembriant
Alfira Fembriant Mohon Tunggu... Lainnya - Instagram : @Alfira_2808

Music Director and Radio Announcer STAR 105.5 FM Pandaan Pasuruan East Java (from 2012 until now) 📻

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengenang 2 Tahun Tsunami dan Likuifaksi Palu Sulteng

28 September 2020   00:02 Diperbarui: 28 September 2020   11:34 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar from Boom Esports

Likuifaksi ini menyebabkan tanah atau bangunan yang satu bisa berpindah pada tempat yang lain hingga beberapa kilo meter. Pilihannya hanya dua, antara bangunan tersebut bertahan dan dibawa ke area lainnya menyesuaikan atau mengikuti arus air dalam tanah beberapa kilo meter dari asal semula, atau bangunan tersebut bisa tergulung dan tenggelam bersama gelombang lumpur tersebut.

Tanah ambles dan likuifaksi terjadi karena tepat berada di jalur sesar Palu-Koro. Akibatnya ketika sesar bereaksi, daerah itu mengalami dampak yang signifikan. 

Likuifaksi sendiri sebenarnya sudah sering terjadi di Indonesia, hanya dengan skala besar baru kali ini tercatat. Dulu likuifaksi pernah terjadi ketika gempa Yogjakarta (2006), Padang (2009), dan Lombok (2018), tapi tidak seluas yang terjadi di Palu (2018).

2 Tahun Pasca Bencana Tsunami & Likuifaksi Palu

Keluarga dan masyarakat sekitar lokasi kejadian masih merasa trauma dengan kejadian tersebut. Selain harta benda hilang yang bisa dicari, mereka kehilangan banyak orang terkasih yang tak kan bisa terganti. 

Banyak kuburan atau pemakaman masal dilakukan untuk mengenang para korban yang sebenarnya tidak tahu pasti dimana keberadaanya. Sebagian ditemukan dengan kondisi tubuh memprihatinkan, sebagian lainnya terpaksa hanya membuat suatu tempat peristirahatan terakhir dengan nama-nama para korban yang hilang dan mungkin tertelan bumi karena efek likuifaksi tersebut.

Pemerintah pun mendirikan monumen nasional di tempat itu untuk mengenang para korban gempa dan likuifaksi. Larangan mendirikan bangunan di area likuifaksi itu pun juga terpajang pada perbatasan bencana tersebut. 

Area ini tidak diperbolehkan lagi untuk ditempati penduduk karena kondisinya yang rawan. Mengingat area merah likuifaksi ini masih akan terus terjadi ketika ada gempa besar pada titik yang sama di masa depan. 

Pemerintah pun akan membuat area likuifaksi ini sekedar tanah penghijauan atau ditanami tanaman saja. Hal ini dengan tujuan agar tidak membahayakan banyak nyawa melayang lagi, karena titik lokasi padat penduduk.

Peringatan HUT Kota Palu tahun 2020 ini pun juga sudah tidak dirayakan besar-besaran seperti tahun-tahun sebelumnya. Seperti diketahui HUT Kota Palu jatuh 27 September setiap tahunnya. 

Untuk tahun ini pemerintah Kota Palu hanya mengadakan peringatan kecil-kecilan dan lebih fokus pada penanganan atau pencegahan penularan virus Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun