Mohon tunggu...
Alfin Surya
Alfin Surya Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Ing ngarso sung tulodho

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nalar yang (Sudah) Mati

1 Agustus 2021   11:59 Diperbarui: 1 Agustus 2021   12:18 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masa -- masa ketika menjadi mahasiswa adalah masa dimana seorang mahasiswa bebas dan kritis dalam berpikir, murni dalam bertindak  dan adil dalam bersikap. Mahasiswa adalah sekelompok insan akademis yang masih memiliki idealisme tinggi serta murni dari kegiatan -- kegiatan yang berbau kepentingan politik praktis.

 Sehingga wajar apabila mahasiswa ini dianggap sebagai elemen utama yang selalu mengawal kehidupan demokrasi negara. Tak jarang mahasiswa sebagai aktor utama dalam aksi mengkritik kebijakan -- kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat dan lingkungan. 

Mereka bukan hanya sekedar mengkritisi berbagai kebijakan dengan tulisan -- tulisan namun juga diikuti dengan aksi turun ke jalan atau demonstrasi. Sejarah berdirinya Negara Indonesia juga tidak terlepas dari perjuangan mahasiswa. Dimana dulu kaum intelektual yang direpresentasikan oleh mahasiswa menjadi motor utama penggerak rakyat Indonesia untuk melawan penjajahan. 

Memang mahasiswa dengan latar belakang akademisnya serta kecerdasan intelektual yang mumpuni seakan -- akan menjadi "pahlawan" yang akan terus dinantikan peranya dalam memberdayakan masyarakat dan sebagai penjaga nilai -- nilai kehidupan berbangsa dan bernegara.

 Namun, nyatanya arus globalisasi dan laju perkembangan zaman mengubah wajah mahasiswa hari ini. Mahasiswa seakan -- akan sudah ikut hanyut bagaikan rongsokan sampah  di sungai, mengikuti arus globalisasi dan perkembangan zaman yang perlahan menenggelamkan mereka ke dalam zona nyaman. Mahasiswa sudah tidak lagi memiliki idealisme kuat, dimana idealisme tersebutlah yang akan menopang mereka dari derasnya arus globalisasi dan perkembangan zaman. Pemikiran -- pemikiran bebas dan kritis sudah jarang dinarasikan dan diorasikan. Mereka hanya berkutat pada permasalahan -- permasalahan praktis dan pastinya itu politis.

Kegiatan -- kegiatan pengembangan diri justru dikesampingkan oleh mahasiswa. Apalagi kegiatan yang bersifat menguatkan rasionalitas dan berpikir kritis seakan akan menjadi kegiatan asing bagi mereka. Padahal nyatanya gerakan -- gerakan mahasiswa dulu selalu bersumber dari diskusi -- diskusi dalam forum kecil.

 Dimana mereka tumpahkan pikiran -- pikiran radikal mereka dalam forum tersebut. Berbeda dengan hari ini ketika mahasiswa diajak untuk diskusi mereka cenderung diam dan tidak bisa menghidupkan forum. Jelas ini adalah akibat kegiatan -- kegiatan tak bermutu yang dilakukan oleh mahasiswa dalam berorganisasi yang hanya fokus pada formalitas.

 Kegiatan penambahan pengetahuan dan wawasan yang biasa dilakukan dalam forum diskusi sangat jarang sekali dilakukan. Mementingkan persoalan gaya hidup adalah keutamaan bagi mereka dengan alasan mereka adalah mahasiswa milenial yang tidak mau ketinggalan zaman.

 Ini bisa dilihat dari perilaku mahasiswa yang berada di warung kopi. Dulu sebelum adanya smartphone, warung kopi dijadikan sebagai tempat ternyaman untuk melakukan diskusi dan bertukar pikiran, namun hari ini budaya  itu hilang dan diganti dengan bertukar ID Name game online untuk Mabar (Main bareng). 

Miris sekali melihatnya, maka tidak salah jika masyarakat luas hari ini sudah menganggap mahasiswa sebagai manusia rongsokan yang hanya menghabiskan duit orang tua mereka untuk bersenang -- senang dan kegiatan tidak berfaedah. Hal tersebut akan terus mereka lakukan ketika mereka tidak sadar sedang terkurung dalam realitas palsu yang disebut zona nyaman.

Fakta yang miris selanjutnya, mahasiswa hari ini seakan akan sudah asing dengan buku bacaan. Padahal buku -- buku tersebut adalah lahan luas bagi mereka untuk memetik khazanah ilmu pengetahuan. Selain itu, wawasan pengetahuan akan semakin luas, sehingga pemikiran mahasiswa tidaklah sempit dan jumud. 

Realitas keadaan ini seakan -- akan menjadi tamparan keras bagi wajah mahasiswa Indonesia yang dulu terkenal garang dan berpengetahuan luas. Kurangnya wawasan pengetahuan itu pada akhirnya mengakibatkan ketidakpekaan mahasiswa dalam menangkap isu -- isu sosial, politik, ekonomi, budaya yang ada dalam masyarakat. Mahasiswa yang orientasi utamanya adalah social control seakan akan sudah mengesampingkan dan melupakan tujuan mulia itu. 

Mereka sudah acuh tak acuh atas apa yang terjadi dalam masyarakat. Selain itu orientasi mahasiswa sebagai agent of change atau agen perubahan hanyalah suatu wacana yang utopis. Kenapa seperti itu? Sangat jelas alasannya, mahasiswa hari ini hanyalah sekumpulan manusia rongsokan yang hanya mementingkan kegiatan unfaedah mereka. 

Kegiatan yang praktis, tidak mengutamakan proses serta yang paling parah adalah melemahkan nalar kritis dalam berfikir. Dengan realitas yang seperti itu sangat  tidak mungkin sekali mahasiswa akan  bisa menjadi agen perubahan dalam kehidupan masyarakat. Maka kesimpulan yang bisa kita ambil adalah arus globalisasi dan perubahan sosial yang begitu cepat terjadi ternyata mengakibatkan adanya disorientasi gerakan pemikiran mahasiswa. 

Secara tidak langsung terjadinya disorientasi ini diprediksi akan menimbulkan beban masalah baru bagi negara, dimana mahasiswa yang digadang -- gadang akan menjadi generasi emas penerus bangsa justru akan menjadi manusia yang membebani bangsa itu sendiri. Karena mahasiswa yang dianggap mempunyai pemikiran -- pemikiran kritis dan visioner sudah tidak lagi mempunyai itu, nalarnya sudah mati karena prosesnya ketika menjadi mahasiswa tidaklah begitu maksimal dan sia -- sia.

"Makin sulit sebuah perjuangan, maka akan semakin indah ketika mencapai kemenangan. Jadilah Mahasiswa yang tidak kenal lelah dalam meraih impianmu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun