Mohon tunggu...
Alfina Asha
Alfina Asha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Tulisan random.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Memaknai Tanggung Jawab

29 Januari 2021   19:55 Diperbarui: 29 Januari 2021   20:09 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Menjadi anggota pramuka dalam masa pertumbuhan adalah salah satu hal yang paling saya syukuri. Tak perlu jauh-jauh membanggakan diri sampai ke Jambore Nasional, karena memang saya tak pernah ke sana. Haha... Paling mentok dulu hanya sampai Jambore Cabang. Habis perkemahan daftar nasional tapi tidak lulus. Huhu, sedih... Tapi itu duluuu, sudah lama sekali. Ada sepuluh tahun kali ya? 

Menjadi anak pramuka bukan hanya perihal sejauh mana kita telah menginjakkan kaki, berpakaian cokelat dengan lambang begitu rupa menutupi seragam. Menjadi anak pramuka bukan hanya tentang seberapa banyak malam yang telah dihabiskan di tanah lapang, beratap langit dan berlantai tanah, atau dengan tenda yang berbagai teknik pemasangannya bahkan sudah tercantum apik di dalam buku saku. 

Tidak, itu tidak cukup. Hal-hal di atas sifatnya praktikal. Lebih dari itu, ada nilai-nilai dasar yang telah ditanamkan sejak pertama kali mengikrarkan diri untuk menjadi bagian di dalamnya. Menjadi anak pramuka. Dan itulah yang disebut Dasa Dharma.

Ya, diakui atau tidak, sepuluh poin dasa dharma ini agak 'menyusahkan' hidup di masa lalu, setidaknya bagi saya. Menghafalnya tidak mudah, tapi harus bisa. Kalau belum hafal, aduh, saya sangsi apa benar bisa disebut anak pramuka (padahal menghapal saja tidak cukup sebenarnya tanpa ditanamkan dalam keseharian). 

Sepuluh poin ini rasanya terlalu panjang untuk dijabarkan, tapi kupikir perlu. Pasalnya ada kepentingan untuk "curhat" terkait salah satu poinnya. Dan karena itulah tulisan ini dibuat. 

Baiklah, berikut dasa dharma pramuka. Kali saja ada yang belum tahu. Bagi yang sudah tahu, ya boleh-boleh saja dibaca ulang. Hitung-hitung nostalgia pas zaman sekolah hahaha. 

Dasa Dharma Pramuka

  1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
  3. Patriot yang sopan dan ksatria
  4. Patuh dan suka bermusyawarah
  5. Rela menolong dan tabah
  6. Rajin, terampil, dan gembira
  7. Hemat, cermat, dan bersahaja
  8. Disiplin, berani, dan setia
  9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
  10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan

Keren, kan, nilai-nilai yang dipegang? Meskipun belum bisa menyebut diri sendiri telah memenuhi ke-sepuluh "janji" tersebut, setidaknya saya terus mengupayakannya. Terus terang saya sangat kagum dengan mereka yang benar-benar telah menjadi "pramuka sejati". Semoga suatu saat bisa sampai ke tahap tersebut. 

***

Oke, kembali ke alasan mengapa tulisan ini dibuat. Saya ingin menggaris bawahi salah satu poin penting di antara sembilan poin yang tak kalah penting lainnya. Dasa dharma ke-9:

Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

Sekali lagi, memiliki kesempatan untuk berkenalan dengan pramuka di masa pertumbuhan adalah hal yang sangat saya syukuri. Pramuka telah menanamkan nilai-nilai yang tentu akan sangat berguna dalam membentuk karakter, dan salah satunya adalah hal ini. Bertanggung jawab. 

Sebisa mungkin saya mencoba menanamkan di dalam kepala bahwa menjadi manusia tanggung jawab sangat dibutuhkan. Tidak usah terlalu muluk-muluk, dimulai saja dari hal-hal kecil. Menyelesaikan tugas yang diemban, mengembalikan barang ke tempat semula, menyimpan sesuatu yang dititipkan kepadanya, atau mengembalikan barang orang lain yang telah dipinjam. 

Saya paham betul bahwa kita adalah makhluk sosial, saling membutuhkan keberadaan satu sama lain. Dan itu pulalah yang mendasari kita melakukan kerja sama, tolong menolong, hingga pinjam-meminjam. 

Sayangnya, tidak semua orang bisa memegang amanah ternyata. Tidak semua orang bisa dipercaya. Tidak semua orang bisa bertanggung jawab terhadap sesuatu.

Ayolah kawan, bagaimana mungkin kau bisa menghilangkan sesuatu yang bukan milikmu tanpa merasa terbebani sama sekali? Bagaimana mungkin kau bisa menghancurkan kepercayaan orang lain tapi tetap bisa menjalani hidup dengan begitu tenangnya? Tanpa perasaan bersalah? 

Cobalah untuk tidak selalu menganggap hal-hal kecil sebagai sesuatu yang sepele. Bukankah sepele/tidaknya sesuatu bersifat relatif? 

Bisa jadi bagimu barang tersebut sangat kecil nilai atau harganya. Tapi bagi orang lain yang kau hilangkan barangnya? Kau tidak pernah tahu perjuangan apa yang telah ia lalui hingga memiliki barang tersebut. Kau tidak tahu cerita-cerita yang telah mengiringinya. Kau tidak bisa memahami bagaimana nilai tersebut untuknya sebelum kau menjadi dia. Menjalani hidup dengan sudut pandangnya.

Jadi, ayolah kawan. Belajar menghargai sesuatu yang dipercayakan kepadamu. Upayakan untuk memiliki sifat ini sedini mungkin, sebelum kau menjadi orang besar di masa depan. 

Tidak harus menjadi anggota pramuka kok, untuk bisa bertanggung jawab. Kau tidak perlu panas-panasan di bawah terik, mempelajari sandi pramuka berbagai rupa, latihan baris berbaris, hingga ikut perkemahan untuk memiliki sifat ini. Pramuka hanyalah salah satu jalan, bukan satu-satunya. 

Belajarlah bertanggung jawab demi kebaikan dirimu sendiri, sebagai manusia. Karena dengan begitu, kau telah memberi nilai terhadap dirimu, menghargai dirimu, dengan tidak menjadikannya buruk secara moral. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun