Mohon tunggu...
Alfina Nisauz Zahroh
Alfina Nisauz Zahroh Mohon Tunggu... Guru - Semoga bermanfaat :)

early chidhood islamic education . UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Keterampilan Sosial-Emosional Anak Melalui Metode Bercerita

24 Maret 2020   12:38 Diperbarui: 24 Maret 2020   12:56 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial, yaitu menjadi orang yang mampu bermasyarakat. Perkembangan emosi merupakan perkembangan terkait dengan perasaan yang ada dalam diri seseorang yang bersifat kompleks yang menyertai dan muncul sebelum atau sesudah perilaku. Oleh karena itu, perkembangan sosial-emosional pada anak pra sekolah merupakan salah satu aspek perkembangan yang cukup penting.

Stimulasi keterampilan sosial-emosional yang diberikan pada anak usia dini akan menjadi pondasi bagi anak-anak agar kelak menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab, peduli kepada orang lain dan lebih produktif. Sebaliknya, pada anak yang kurang mendapat stimulasi perkembangan sosial-emosional , anak akan mengalami kehausan atau kelaparan emosi (emotional starved). 

Kemudian ondisi ini akan berkembang menjadi pribadi yang labil, memiliki hambatan dalam penyesuaian diri, dan menjadi pribadi yang tidak bahagia pada tahap perkembangan selanjutnya.

Selain itu, anak yang kurang mendapat stimulasi kasih sayang dari lingkungan sosialnya juga bisa berdampak pada fisik. Fisik anak menjadi lemah, kurang berkembang dan tidak berdaya. Hal ini terjadi karena anak merasa sedih (mengalami emosi negatif) terdapat hambatan pada sidtem sekresi hormon kelenjar dibawah otak (pituitary hormon) yang di dalamnya termasuk hormon pertumbuhan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa stimulasi perkembangan sosial dan emosi menentukan perkembangan individu selanjutnya.

Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompoknya. Perkembangan sosial berbeda dengan kemampuan sosial, kemampuan sosial merupakan kecakapan yang dimiliki anak dalam menanggapi atau merespon dan mengikat perasaan dengan perasaan positif, dan memiliki kemampuan yang tinggi untuk mebnarik perhatian mereka. Dalam kemampuan sosial anak dituntut untuk memiliki kemampuan yang sesuai dengan tuntutan sosial dimana ia berada.

Anak yang dapat bersosialisasi dengan baik sesuai dengan tahap perkembangan dan usianya cenderung menjadi anak yang mudah bergaul. Tetapi, tidak semua anak mampu bersosialisasi dengan baik. Terkadang anak masih banyak yang senang bermain sendiri, berebut mainan, egois yang tinggi, serta belum adanya mengenal lingkungan dengan orang di sekitarnya. Sehingga, orang tua atau guru perlu meningkatkan keterampilan sosial emosional anak dengan bercerita.

Bercerita dalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau suatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada anak. Bercerita memberikan pengalaman psikologis dan lingusistik pada anak sesuai minat anak, sesuai tingkat perkembangan dan kemutuhan anak sekaligus menyenangkan bagi anak. 

Hasil belajar melalui bercerita akan bertahan lama, karena bagi anak cerita dapat memberi kesan dan makna dan bercerita juga dapat mengembangkan keterampilaan berpikir anak dengan permasalahan yang dihadapi.

Pembelajaran melalui bercerita  banyak digunakan pada pembelajan di tingkat kelompok bermain karena dapat memberikan pengalaman dan manfaat bagi anak. Biasanya anak berumur 2-3 tahun belum mengerti tentang sosial emosionalnya. Sehingga, dengan bercerita anak bisa mengerti tentang bagaimana lingkungan disekitarnya. Anak tidak merasa bosan saat mendengarkan, tetapi anak lebih bersemangat mendengarkan. 

Apa yang di dengar oleh anak bisa di jadikan acuan oleh anak. Anak lebih suka mempraktekkan apa yang telah di ceritakan oleh orang tua atau gurunya. Oleh karena itu, hendaknya sebagai orang tua atau guru harus bercerita tentang hal-hal kebaikan agar anak tersebut mempraktekkan hal-hal yang baik. Sehingga bercerita bisa digunakan untuk menjadikan pengalaman dan pengetahuan bagi anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun