Mohon tunggu...
alfiani farhatus
alfiani farhatus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenaikan Harga BBM Menuai Pro dan Kontra

18 September 2022   21:52 Diperbarui: 19 September 2022   08:41 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa pekan terakhir di Indonesia telah dihebohkan dengan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Hal ini sangat berdampak bagi masyarkat Indonesia baik dalam level individu maupun level perusahaan. Perusahaan besar maupun perusahaan kecil juga merasakan dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tersebut. 

Bahan bakar minyak (BBM) sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu bensin dan solar. Kedunya juga terbagi kedalam beberapa jenis, tergantung pada nilai oktan masing-masing jenis. Bahan bakar minyak (BBM) juga terbagi menjaadi dua yaitu BBM subsidi dan BBM non subsidi. 

Perbedaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan nnon subsidi ialah dari segi kualitasnya, bahan bakar minyak non subsidi lebih berkualitas daripada bahan bakar minyak (BBM) yang disubsidi. Dan dari segi harga , bahan bakar minyak (BBM) subsidi telah ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan untuk harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi pemerintah tidak terlibat sama sekali dalam pengaturan harganya. 

Pada tanggal 3 September pemerintah Indonesia telah mengeluarkan keputusan mengenai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi ini dirasa cukup besar karena peningkatan harga untuk Pertalite saja mencapai 30,72% dari yang sebelumnya seharga Rp. 7.650 menjadi Rp. 10.000. 

Hal ini berlaku pula untuk peningkatan harga Solar dan pertamax. Kenaikan harga untuk solar yaitu dari harga Rp. 5.150 menjadi Rp. 7.650, dan untuk pertamax yaitu dari harga Rp. 12.500 menjadi Rp. 14.000. 

Peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi ini tentunya banyak mendapat pro dan kontra ditengah masyrakat . Tak sedikit masyarkat yang merasa yang merasa keberatan akan kenaikan ini, namun juga ada yang biasa saja atau bahkan setuju mengenai kebijakan ini. 

Pemerintah pun menyadari bahwa kebijakan ini akan menggemparkan publik. 

Namun pemerintah juga memiliki pendapat bahwa selama ini pengguna bahan bakar minyak (BBM) subsidi telah salah sasaran karena sebagian besar pengguna bahan bakar minyak (BBM) subsidi ini adalah kalangan mampu dan pengguna mobil pribadi. Ini merupakan salah satu alasan kuat bagi pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi di Indonesia.

Dalam kehidupan sehari-hari kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi ini tentunya sangat berdampak pada harga-harga bahan pokok di pasaran, yang tentunya akan membuat darah tinggi para ibu rumah tangga yang pusing mengatur keuangan, dikarenakan kebijakan ini sangat berdampak pada pengaturan uang belanja mereka. 

Dan  yang paling berdampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi ini adalah pada sektor transportasi, yang pastinya akan mengalami kenaikan yang signifikan. Itu adalah contoh sederhana dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. 

Sedangkan dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi untuk perekonomian negara yaitu, meningkatnya tingkat inflasi di Indonesia sebesar 6%. Tingkat inflasi ini  diperkirakan terus meningkat hingga pertengahan tahun 2023. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun