Jadi kondisinya masih orisinil (pahit). Teh 'cencem' itu ditaruh dalam sebuah teko porong blirik. Sebuah teko jadul berkelir hijau yang sekarang nampaknya sudah amat jarang ditemukan.Â
Satu teko itu bisa untuk membuat beberapa gelas teh. Jadi siapa yang mau teh, tinggal bikin saja dari racikan di teko tersebut. Caranya tuang sedikit teh kenthel dari teko lalu tambahkan air panas dan gula sesuai selera.Â
Kalau mau teh NASGITEL (Panas, legi, kenthel) tinggal banyakin tehnya daripada air panasnya. Kalau mau kurang kenthel, ya agak banyakin saja air panasnya.Â
Kombinasinya di-setting sendiri sesuai selera si pembuat teh. Dan teh yang dalam teko bikinan ibu itu bisa untuk satu hari. Teh racikan itu tidak basi selama sehari.
Teh Tubruk vs Teh CelupÂ
Teh buatan ibu adalah teh tubruk atau teh daun, bukan teh celup. Seperti teh solo pada umumnya. Di seputaran Solo Raya memang banyak berdiri perusahaan teh.Â
Ibu biasa meracik beberapa teh tubruk dari beberapa merek menjadi satu kombinasi yang ditempatkan dalam sebuah wadah yang kemudian disimpan. Bisa 3 sampai 4 merek teh berbeda dioplos menjadi satu. Beberapa brand teh yang sudah dikenal diantaranya Nyapu, Gardoe, Sintren, dan Dandang.Â
Mungkin saking terkenalnya teh solo, kalau anda mampir ke Pasar Gede Solo, ada banyak penjual yang sudah mengemas beberapa merek teh menjadi satu paket untuk anda racik sendiri di rumah.Â
Kualitas rasa teh Solo memang bergantung pada pas dan tidaknya takaran oplosan teh. Seberapa perbandingan antara teh merek yang satu dengan lainnya.