Kalau kita mundur satu sampai dua tahun ke belakang, anda mungkin sempat mendengar ada warung penjual es teh di Kota Solo yang sempat viral karena es teh buatannya begitu digandrungi pembeli.Â
Jualannya itu amat laris. Pun hingga membuat beberapa content creator untuk mampir mencicip sembari membikin content. Es Teh Warsinem, begitu nama warung itu dikenal. Warung bu Warsinem terletak di kawasan Purwodiningratan, Jebres, Kota Solo.Â
Janganlah kaget bila untuk membeli segelas es teh saja mengharuskan anda untuk mengantri. Senikmat itukah? Saya tidak tahu karena belum pernah membeli es teh di warung Bu Warsinem.
Tetapi Es teh Solo memang seenak itu. Saya sendiri satu dari mungkin sekian banyak Wong Solo yang berani mengklaim bahwa es teh Solo memang sungguh juara.Â
Kesegaran, kenikmatan, dan cita rasanya berbeda dari kebanyakan es teh yang ada. Ah masak sih, cuma sekedar es teh saja kok sampai sebegitunya?
Saya pikir alasannya satu: es teh Solo punya cita rasa yang khas. Tidak hanya manis, tapi ada sepetnya juga. Ketika keduanya berkolaborasi maka di mulut terasa nikmat sekali.Â
Rasa sepet, itu yang membedakan teh Solo dengan teh-teh lainnya. Bahkan Anda takkan mungkin menemukannya pada jenis teh celup.
Teh sendiri saya rasa sudah menjadi bagian dalam keseharian kita. Sekalipun bukan penikmat, anda akan menemukan teh dimanapun berada.Â
Hampir semua warung kecil hingga restoran ternama menjadikan teh sebagai pilihan dalam salah satu aneka minuman yang tertera dalam menu.Â
Dulu almarhum ibu selalu membuat teh "cencem" setiap hari. Teh 'cencem' adalah teh tubruk yang diseduh dengan air mendidih dan memang sengaja dibikin kenthel (kental). Namun pembuatannya tanpa gula.Â