Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Boleh Mudik Asal Sudah Booster? Nggak Masalah!

24 Maret 2022   16:29 Diperbarui: 25 Maret 2022   08:13 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintah tidak melarang bagi masyarakat yang ingin mudik tahun ini. Gambar: kompas.com / Garry Lotulung

Genderang mudik sudah mulai nyaring terdengar. Hasrat pulang kampung sepertinya sudah tak terbendung lagi. Tono, salah satu karyawan di perusahaan kami mengatakan bahwa ia dan keluarganya sudah 2 kali Lebaran tak pulang. 

Musababnya jelas, adanya larangan dari perusahaan untuk tidak mudik. Lho bukannya pemerintah juga memang melarang? Betul. Tapi sebenarnya Tono tidak takut dengan larangan pemerintah. Meski dilarang pun ia tetap akan pulang. 

Beda halnya kalau perusahaan yang melarang. Ya mau bagaimana lagi wong yang bayar gajinya perusahaan. Itulah kebijakan lebaran di banyak perusahaan di tahun-tahun pandemi yang lalu. 

Karena itulah banyak masyarakat yang terpaksa harus Lebaran di perantauan. Seperti halnya Tono yang hanya bisa meringkuk seperti ayam yang takbisa keluar kandang di Hari Raya Idul Fitri.

Lain lagi dengan Prapto. Ia bekerja di perusahaan tetangga. Setali tiga uang dengan Tono, ia sekeluarga pun hanya bisa merayakan Lebaran di perantauan. Bukan karena larangan dari perusahaannya. 

Namun dari cerita yang ia sampaikan, kampung halamannya menerapkan prokes ketat untuk para pemudik, diantaranya ketentuan antigen setibanya di kampung dan juga penerapan karantina. 

Belum lagi nanti sekembalinya ke ibukota harus antigen lagi. Untuk swab saja sudah berat di ongkos lantaran anggota keluarganya ada 4 orang. Takmau ribet, ia lalu menahan diri untuk tidak pulang.

Begitulah gambaran nyata dai serba-serbi mudik Lebaran tahun 2020 dan 2021.

Lalu bagaimana dengan Lebaran 2022?

Tono dan Prapto sangat kompak: Mudik! Seyogyanya anak, mereka sudah sangat rindu untuk bisa sungkem pada orang tua di hari yang fitri. Sekaligus merayakan kebersamaan dengan keluarga besar. Momen yang notabene hanya hadir setahun sekali. Keyakinan dan gairahnya mereka semakin tebal setelah mereka mendengar diperbolehkannya masyarakat untuk mudik pada edisi Lebaran kali ini.

Persyaratan Mudik Tahun 2022

Pemerintah memang telah resmi mengumumkan bahwa mudik tahun 2022 tidak dilarang. Kabar ini bahkan disampaikan langsung oleh Kepala negara, Joko Widodo.

"Bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik Lebaran, juga dipersilakan, juga diperbolehkan," kata Jokowi dalam keterangan resminya, Rabu, 23 Maret 2022. 

Namun ada syaratnya, bagi yang ingin mudik harus sudah 2 kali dosis vaksin dan 1 kali booster. Dilansir dari kompas.com, ketentuan vaksin terkait syarat untuk mudik sebagai berikut:

1. Pemudik yang sudah menerima vaksin booster dibolehkan mudik tanpa perlu menunjukkan hasil negatif tes Covid-19 untuk syarat perjalanan. 

2. Pemudik yang sudah divaksinasi lengkap atau dua dosis wajib menunjukkan hasil negatif Covid-19 dari tes antigen sebagai syarat perjalanan. 

3. Pemudik yang baru divaksin dosis pertama wajib menunjukkan hasil negatif Covid-19 dari tes PCR sebagai syarat perjalanan.

Kabar ini tentu disambut girang oleh khalayak. Wajib booster??? Tono dan Prapto menjawab kompak: tak masalah! Lagian mereka memang sudah suntik vaksin booster di puskesmas beberapa waktu yang lalu. 

Pemerintah sendiri melalui dinas kesehatan sangat gencar membuka gerai vaksin di banyak tempat. Terpantau di Tangerang sendiri, akses vaksin booster tidaklah sulit. 

Pemerintah membuka gerai-gerai vaksinasi di polsek, puskesmas, hingga mal-mal. Menandakan bahwa pemerintah sendiri telah konsisten dengan kebijakannya. Antrian booster juga tidak terlalu panjang. Tak seperti pada saat vaksin pertama yang lalu. 

Entah mungkin karena masyarakat juga kurang antusias dengan vaksin booster. Saya lalu berpikir bahwa mungkin saja kewajiban vaksin booster ini menjadi siasat pemerintah agar masyarakat mau divaksin.

Kisah Prapto dan Tono tadi hanya mungkin hanya mewakili jutaan masyarakat yang memang sudah mengagendakan mudik tahun ini. Saya sendiri tinggal dan bekerja di Tangerang, salah satu loop di lingkaran Jabodetabek. Sebagian besar perusahaan memang sudah mewajibkan karyawannya untuk suntik booster. 

Di perusahaan kami sendiri, karyawan diberi waktu sampai akhir Maret ini untuk segera merampungkan booster. Dua tahun berturut-turut sebelumnya memang manajemen melarang karyawan untuk pulang kampung saat Hari Raya Lebaran. 

Kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan situasi covid-19. Namun tahun ini sepertinya akan berbeda. Meskipun belum ada pengumuman resmi dari manajemen, nampaknya mudik akan diizinkan. 

Kasak-kusuk rekan-rekan mulai terdengar nyaring. Mereka sudah merencanakan untuk pulang meski masih jauh hari. Kecuali mereka yang memang warga asli sini.

"Pokoke aku arep mulih mas. Cah-cah yo do arep pengin cuti. Iki yen gak dipreikne mengko sopo sing arep ngerjani. Mesti pabrik e sepi" (Pokoknya aku mau pulang mas. Anak-anak juga pada mau cuti. Ini kalau tidak diliburkan siapa yang akan ngerjain produksi. Pasti pabrik sepi). ujar Hadi, salah satu supervisor produksi kami. 

Dari gelagat manajemen nampaknya perusahaan pun akan merespon positif keinginan para karyawan. Kebijakan perusahaan memang selalu mengikuti arahan pemerintah.

Jadi menurut saya walaupun ketentuan booster untuk mudik diberlakukan, tidak akan mengurangi antusiasme masyarakat untuk mudik yang sudah kadung tebal. 

Setidaknya ini yang saya perhatikan pada masyarakat yang tinggal di Jabodetabek. Sudah banyak kok orang yang sudah booster. Yang belum pun bisa dengan mudah mengakses vaksin booster.

Jadi bagi warga masyarakat di daerah, siap-siap saja menerima kedatangan kami-kami ini para perantau yang sudah sangat rindu untuk Lebaran di Kampung halaman. Sampai jumpa!

Bacaan: kompas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun