Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Mengalami "Long Covid" Pasca Dinyatakan Negatif Covid-19

26 Agustus 2021   10:39 Diperbarui: 28 Agustus 2021   20:02 2407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Obat yang diresepkan oleh dokter spesialis paru. Foto: dokpri

Dokter memberitahu saya untuk tidak khawatir. Beliau menyebutnya sebagai sisa covid atau dengan bahasa yang lebih umum yakni long covid. Long covid merupakan kondisi yang normal dialami oleh orang yang baru sembuh dari penyakit covid-19.

Dokter lalu meresepkan obat dan meminta saya untuk melakukan rontgen paru. Saya diminta untuk kembali lagi seminggu kemudian. 

Obat yang diberikan ternyata sama dengan di klinik. Yaitu salbutamol, ambroxol, dan methylprednisolone. Obat yang terakhir ini sama dengan dexamethasone sebagai anti peradangan.

Obat yang diresepkan oleh dokter spesialis paru. Foto: dokpri
Obat yang diresepkan oleh dokter spesialis paru. Foto: dokpri

Tanggal 21 Agustus saya kembali kontrol ke dokter spesialis paru. Kondisi saya sudah lebih baik. Batuk dan sesak nafas walaupun masih ada namun frekuensinya sudah berkurang. 

Sesekali kadang timbul, tetapi seringnya hilang. Dokter memperlihatkan hasil rontgen paru. Ia menjelaskan bahwa kondisi paru-paru saya bersih. Kondisi paru-paru tersebut baik. 


Dokter mengatakan bahwa saya harus bersyukur karena pada penyintas terkadang ditemukan paru-paru yang terdapat bercak putih karena virus covid-19 memang menyerang paru-paru pasien. Penjelasan dokter ini berarti sama seperti yang sudah banyak beredar di internet. 

Saya pribadi berpikir mungkin karena efek vaksin. Entah benar atau tidak. Tetapi beberapa teman yang positif covid-19 dengan kondisi sudah pernah divaksin juga tidak mengalami gejala yang berarti. Seminggu sebelum terpapar covid-19, saya memang sudah sempat mendapatkan vaksin pertama. Dokter kemudian meresepkan obat yang sama seperti pada pemeriksaan pertama.

Oiya, selain batuk saya juga merasa lebih cepat capek pasca sembuh dari covid-19. Kondisi serupa ternyata juga dialami oleh teman-teman yang pernah positif covid-19.

Saya bersyukur, saat ini kondisi batuk dan sesak nafas pada malam hari berangsur hilang. 

Kalau saya hitung dari mulai dinyatakan negatif covid, maka kondisi long covid yang saya alami berjalan selama satu bulan. Sebelumnya dokter mengatakan bahwa long covid bisa berlangsung selama tiga bulan.

Demikianlah sedikit sharing mengenai long covid yang saya alami. Pengalaman ini barangkali bermanfaat.

Terima kasih dan salam sehat selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun