Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

OTT Nurdin Abdullah, Bukti Tokoh Anti Korupsi pun Bisa Jatuh

1 Maret 2021   12:10 Diperbarui: 1 Maret 2021   14:31 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur Nurdin Abdullah yang terkena OTT KPK. Sumber gambar: kompas.com

Kabar penangkapan Gubernur Nurdin Abdullah viral di media massa. Semua media memberitakan kabar menggemparkan tersebut. Masyarakat dibuat terus penasaran. Apa gerangan yang sedang terjadi. Bagaimana tidak, seorang tokoh inspiratif, mantan Bupati Bantaeng yang berprestasi dengan segudang penghargaan, seorang tokoh yang pernah menerima penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Watch sebagai tokoh anti korupsi, ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan suap. Tak tanggung-tanggung, bahkan KPK mengumumkan ini sebagai operasi tangkap tangan (OTT). Sang Gubernur pun telah ditetapkan sebagai tersangka. Ia diduga menerima suap berjumlah 5,4 miliar.

Apa makna OTT ini? Artinya Gubernur Nurdin Abdullah tertangkap tangan menerima suap dari pihak lain. Dengan OTT tersebut, artinya ada bukti yang tidak dapat disangkal. Dengan kata lain, meskipun ada asas praduga tak bersalah, Gubernur Nurdin Abdullah hampir dipastikan memang terlibat suap. Rasanya takada OTT KPK yang tersangkanya tidak berakhir di penjara. 

Seperti diberitakan melalui kompas.com, Gubernur Nurdin Abdullah diduga menerima suap dari seorang pengusaha kontraktor di Sulawesi Selatan. Pengusaha tersebut mengincar beberapa proyek infrastruktur yang memang sedang gencar dilakukan oleh pemerintah provinsi Sulawesi Selatan sebagai bagian dari pembangunan. Gubernur Nurdin sejak menjadi Bupati Bantaeng memang dikenal aktif dalam mengerjakan pembangunan infrastruktur demi kemaslahatan masyarakat.

Mengapa kabar penangkapan Nurdin Abdullah menjadi berita yang amat mengejutkan? Ya, karena saya dan mungkin anda, sebagian besar masyarakat telah memiliki penilaian yang positif terhadap sosok Nurdin Abdullah. Beliau sebelumnya merupakan sosok pejabat inspiratif yang layak dijadikan teladan oleh para kepala daerah lainnya dalam membangun daerah. 

Terkait ini, saya pun pernah mengangkatnya dalam sebuah artikel yang membahas bagaimana sepak terjang Nurdin Abdullah ketika masih menjadi Bupati Bantaeng. Lihatlah bagaimana ia membangun Bantaeng. Kabupaten yang nyaris tak pernah 'terdengar' tersebut tiba-tiba menjadi pemberitaan luas. 

Sejak itulah nama Nurdin Abdullah menjadi harum. Ia menjadi santapan media massa yang meliput kebijakannya yang amat positif bisa meningkatkan perekonomian lokal masyarakat Bantaeng. Yang paling inspiratif yang saya ingat adalah, bagaimana ia memanfaatkan pengetahuan teknologi pertanian untuk mengubah wajah Bantaeng. Kabupaten tersebut berhasil menjadi lumbung pangan di Sulawesi Selatan. 

Beliau benar-benar memanfaatkan bidang keilmuan yang dikuasainya untuk membangun tanah kelahirannya. Mantan Bupati Bantaeng itu memang Doktor di bidang pertanian lulusan dari Universitas Kyushu, Jepang. Terkait prestasi Nurdin Abdullah, kita bisa dengan mudah menemukannya di mesin pencarian google. Anda takkan pernah menemukan berita negatif tentangnya sebelum kasus OTT ini.

Saya pikir kejadian yang menimpa Gubernur Nurdin Abdullah telah membuat banyak kalangan kecewa. Masyarakat telah terlanjur menaruh harapan terlalu tinggi pada sosok yang bersangkutan. Tidak hanya masyarakat Sulawesi Selatan saja, saya yakin banyak masyarakat dari seluruh Indonesia yang memberikan harapan dipundak seorang Nurdin Abdullah. 

Bagi saya pribadi, sebelum kejadian OTT ini, Nurdin Abdullah merupakan sosok inspiratif yang sejajar dengan tokoh-tokoh kepala daerah inspiratif lainnya seperti Tri Rismaharini, Yoyok Riyo Sudibyo, Abdullah Azwar Anas, serta Ganjar Pranowo. 

Saya dan mungkin sebagian besar masyarakat lainnya berharap suatu saat saat Nurdin Abdullah akan mentas di kancah politik nasional dan membawa kemajuan bagi bangsa seperti halnya Bu Risma. Namun takdir berkata lain. Harapan itu sirna. Artikel ini mungkin mewakili jutaan masyarakat yang kecewa dengan kejadian ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun