Mohon tunggu...
Meirri Alfianto
Meirri Alfianto Mohon Tunggu... Insinyur - Seorang Ayah yang memaknai hidup adalah kesempatan untuk berbagi

Ajining diri dumunung aneng lathi (kualitas diri seseorang tercermin melalui ucapannya). Saya orang teknik yang cinta dengan dunia literasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Fadli Zon dan Fahri Hamzah Menerima Bintang Jasa di Bidang "Persontoloyoan"

14 Agustus 2020   06:31 Diperbarui: 14 Agustus 2020   09:06 1920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fadli Zon dan Fahri Hamzah saat menerima bintang tanda jasa Bintang Mahaputera Nararya di Istana Negara. (Dok. BPMI)

Eits, jangan salah. Sontoloyo adalah kata yang sering diucapkan oleh dosen semasa saya kuliah dulu. Beliau adalah seorang pastor sekaligus Direktur Bidang Kemahasiswaan di kampus tempat saya menuntut ilmu 10 tahun silam.

Sontoloyo menurut versi beliau adalah seseorang yang suka melakukan tindakan ngawur, ada unsur kurang ajar namun tetap berimplikasi positif. 

Contohnya begini, ada seorang ayah menyuruh anaknya pergi membeli rokok untuk dirinya. Anak itupun pergi ke warung. Pulang dari warung ia memberikan sebungkus rokok sesuai permintaan ayahnya lalu bergegas pergi. Betapa terperanjatnya sang ayah pada saat membuka rokok, ia hanya menemukan secarik kertas bertuliskan pesan "Ayah, mau masuk rumah sakit lagi? Rokoknya buat aku saja ya! Makasih ayah..".

Ternyata bungkus rokok itu kosong. Rokoknya sudah diambil oleh sang anak karena si ayah habis masuk rumah sakit akibat penyakit paru.

Di mata sang ayah, bukankah anak ini kurang ajar karena mengerjai orangtuanya? Namun anak itu benar karena merokok akan membuat penyakit ayahnya kambuh. Seperti itulah sontoloyo.

Bagaimana kaitannya dengan Fadli Zon dan Fahri Hamzah? Apakah dua tokoh itu kurang ajar dan suka ngawur? Tampaknya tak perlu saya jawab pun pasti pembaca sudah pintar menjawabnya.

Sudah terlalu masif bully-an di media sosial yang ditujukan untuk mereka. Menyebut kedua orang ini suka ngawur, ngomongnya ngelantur, tukang nyinyir, serta berbicara tanpa data yang jelas. Semacam orang yang tak pernah bersekolah saja.

Apakah itu buruk? ya, itu kebiasaan buruk. Tapi nanti dulu….. tunggu sebentar, mari kita coba lihat dari perspektif yang lain.

Saya adalah barisan pendukung Pak Jokowi. Pada Pilpres 2019 kemarin saya memberikan hak suara untuk beliau. Apalagi saya sudah menjadi pengagum beliau sejak menjadi Wali Kota Solo. Namun bergabungnya partai-partai rival ke dalam koalisi pemerintah sebenarnya membuat saya agak ketar-ketir.

Bagaimanapun, pemerintah itu butuh dikritik di tengah masih karut-marutnya persoalan bangsa. Saya paham betul bahwa persoalan yang sedemikian rumit tidak akan bisa selesai dalam waktu singkat. Saya pun yakin Pak Jokowi dalam membuat kebijakan selalu mengusahakan dengan niat yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun