Mohon tunggu...
Alfian Wahyu Nugroho
Alfian Wahyu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis Artikel

Selamat membaca beragam tulisan yang menganalisis berbagai fenomena dengan teori-teori sosiologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ringkasan TKA Sosiologi Bagian 5 - Perubahan Sosial dan Globalisasi (2025/2026)

15 Oktober 2025   18:16 Diperbarui: 15 Oktober 2025   18:16 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dampak positif & negatif di bidang sosial-ekonomi (Sumber: Analisis pribadi)

Pendapat para Globalis

Adanya globalisasi membuat berbagai pandangan yang melihat globalisasi dari berbagai perspektif, 

  • Pro-Globalis

Melihat dengan optimis sebagai peluang menuju kemajuan dan kesejahteraan dunia serta integrasi ekonomi dan kemajuan teknologi. 

  • Anti-Globalis

Melihat dengan pesimis sebagai bentuk imperialisme ekonomi baru sehingga globalisasi menguntungkan negara maju.

  • Globalis Tradisionalis

Melihat dengan skeptis sebagai “mitos" karena bukan bukan hal baru, hanya lanjutan dari kapitalisme lama terhadap “kebaruan”.

  • Globalis Transformalis

Melihat dengan dinamis sebagai perubahan struktur sosial, politik, dan budaya pada seluruh masyarakat, sehingga tidak perlu pro atau anti, tapi sebagai perubahan kompleks.

Teori Sistem Dunia (Immanuel Wallerstein)

Teori ini menjelaskan globalisasi dari perspektif ketimpangan ekonomi dunia dan Ketergantungan (dependency) antar negara sehingga ada satu sistem global kapitalis yang saling terhubung secara ekonomi, politik, dan sosial. 

“Kapitalisme menciptakan sistem dunia yang hierarkis dan tidak seimbang, di mana sebagian negara mendominasi dan sebagian lain dieksploitasi”

Wallerstein membagi dunia menjadi tiga lapisan utama / sistem tri-kutub (world system tryad) yang saling bergantung,

  • Negara Inti (Core)
  • Negara maju, industrial, dan menguasai teknologi tinggi.
  • Sistem ekonomi kapitalis kuat dan terintegrasi secara global.
  • Menjadi pusat keuangan, produksi, dan inovasi dunia.
  • Mengeksploitasi negara periferi (pinggiran) untuk bahan baku dan tenaga kerja murah.
  • Mempunyai kekuatan politik, militer, dan ekonomi dominan.

Contoh negara,

Amerika Serikat, China, Jepang, Inggris.

Contoh penerapan,

  • Perusahaan seperti Apple, Microsoft, dan Tesla menguasai industri global.
  • AS dan Uni Eropa mengontrol perdagangan dunia lewat WTO dan IMF.
  • Semi-Periferi (Semi-Periphery)  
  • Negara transisi antara inti dan pinggiran.
  • Memiliki industrialisasi yang sedang berkembang, tetapi belum dominan.
  • Terkadang mengekspor produk industri ke negara periferi, namun masih bergantung pada negara inti.
  • Memiliki kelas menengah dan urbanisasi yang tumbuh cepat.
  • Bisa menjadi perantara ekonomi global atau penyerap tekanan politik internasional.

Contoh negara,

Meksiko, Brazil, Turki, Eropa Tengah, Negara Balkan (Jajaran Arab), dll.

Contoh penerapan,

  • Brasil memiliki industri besar (otomotif, agrikultur) tapi masih berutang ke lembaga global.
  • India menjadi pusat industri IT dunia, tapi masih ada ketimpangan sosial besar.
  • Periferi (Periphery)
  • Negara miskin, berstatus ekonomi rendah, bergantung pada ekspor bahan mentah.
  • Tidak memiliki teknologi tinggi dan kekuatan politik global.
  • Terjadi eksploitasi sumber daya alam oleh perusahaan asing.
  • Tenaga kerja murah, upah rendah, ketimpangan sosial tinggi.
  • Sering dijadikan pasar konsumsi produk negara inti.

Contoh negara,

Negara di Benua Afrika, Negara di Benua Amerika Selatan, ASEAN, dll.

Contoh penerapan,

  • Negara-negara Afrika mengekspor mineral langka (kobalt, tembaga) ke negara inti.
  • Hasil perkebunan di Amerika Selatan terus diambil oleh USA.

Dalam analisis lanjutan, juga ada 

  • Negara Eksternal (External Area)

Negara atau wilayah yang belum terintegrasi penuh ke dalam sistem kapitalisme global.

  • Biasanya terisolasi secara geografis, politik, atau ideologis.
  • Mengembangkan sistem ekonomi dan sosialnya sendiri di luar arus kapitalis dunia. 

Contoh negara,

Korea Utara dan Russia.

Contoh penerapan,

  • Russia yang jarang mengekspor hasil industri mereka ke global karena fokus domestik.
  • Korea Utara tidak terlalu mengambil pusing untuk urusan ekspor-impor global.

Dampak-dampak negatif dari sistem Tri-Kutub adalah ketergantungan (dependency),

Ketika negara inti seperti AS mengubah tarif pajak atau suku bunga (misalnya kebijakan The Fed), maka nilai mata uang dan pasar keuangan di negara periferi langsung terguncang.

Dominasi budaya Barat terhadap negara berkembang seperti isu LGBT yang semakin mengglobal karena dimulai dari liberalisme eropa.

Teori McDonaldisasi (George Ritzer)

McDonaldisasi adalah proses di mana prinsip-prinsip restoran cepat saji McDonald’s seperti efisiensi, perhitungan, prediktabilitas, dan kontrol menyebar ke seluruh bidang kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan di dunia modern.

“Masyarakat modern semakin diatur oleh logika efisiensi dan sistem, bukan oleh nilai-nilai kemanusiaan atau tradisi." 

Konsep dasar nya, masyarakat disamakan dengan sistem restoran McDonald’s dengan analogi memesan menu, menunggu beberapa menit, lalu mendapatkan secara cepat menu tersebut.

Konsep dasar McDonaldsiasi (Sumber: Analisis pribadi)
Konsep dasar McDonaldsiasi (Sumber: Analisis pribadi)

Contoh penerapan paling mudah dipahami, fenomena McDonaldisasi menurut George Ritzer tampak jelas dalam hubungan antara pendidikan dan ekonomi, di mana sekolah berfungsi layaknya “pabrik” yang mencetak tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar. Perusahaan menentukan standar kompetensi yang diinginkan, sementara lembaga pendidikan menyesuaikan kurikulumnya agar lulusannya efisien, terukur, dan siap kerja. Prinsip efisiensi, kalkulabilitas, prediktabilitas, dan kontrol yang menjadi ciri utama McDonaldisasi terlihat ketika pendidikan tidak lagi berorientasi pada pengembangan manusia seutuhnya, tetapi pada produksi sumber daya manusia yang sesuai logika kapitalisme global.


Dampak Positif & Negatif Modernisasi & Globalisasi

Dampak positif & negatif di bidang sosial-ekonomi (Sumber: Analisis pribadi)
Dampak positif & negatif di bidang sosial-ekonomi (Sumber: Analisis pribadi)
Dampak positif & negatif di bidang budaya (Sumber: Analisis pribadi)
Dampak positif & negatif di bidang budaya (Sumber: Analisis pribadi)

Dampak positif & negatif di bidang politik-IPTEK (Sumber: Analisis pribadi)
Dampak positif & negatif di bidang politik-IPTEK (Sumber: Analisis pribadi)

Sikap Kritis Menghadapi Globalisasi 

Globalisasi membawa banyak peluang sekaligus tantangan. Oleh karena itu, masyarakat khususnya generasi muda, perlu memiliki sikap kritis agar mampu memanfaatkan arus global tanpa kehilangan jati diri. 

Sikap kritis bukan berarti menolak globalisasi, tetapi memilih, menilai, dan menyesuaikan pengaruh global agar sesuai dengan nilai dan kebutuhan nasional. Contoh:

  • Kreativitas, mampu menciptakan inovasi dari pengaruh luar, bukan sekadar meniru.
  • Daya saing, meningkatkan kualitas diri agar mampu bersaing di pasar global.
  • Kemampuan bahasa asing, sebagai alat komunikasi internasional dan penguasaan ilmu pengetahuan global.
  • Penguasaan Soft Skill dan SMET (Science, Math, English, Technology), kemampuan berpikir kritis, kepemimpinan, kerja sama, dan adaptasi teknologi.

Konsep Glokalisasi

Glokalisasi adalah proses adaptasi antara budaya global dengan budaya lokal yakni memasukkan unsur global ke dalam konteks lokal tanpa menghilangkan identitas budaya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun