Mohon tunggu...
Alfian Wahyu Nugroho
Alfian Wahyu Nugroho Mohon Tunggu... Penulis Artikel

Selamat membaca beragam tulisan yang menganalisis berbagai fenomena dengan teori-teori sosiologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Startegi dan Metode Pembelajaran Menggunakan AI, Ditulis Juga oleh AI

28 April 2025   14:53 Diperbarui: 30 April 2025   18:21 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penerapan strategi ini dibagi dalam dua semester. Pada semester pertama, fokus pada eksplorasi minat dan kemampuan dasar melalui proyek kecil dan refleksi diri. Semester kedua diarahkan pada pengembangan proyek inovatif, kolaborasi lanjutan, dan presentasi hasil karya. Penjadwalan dibuat fleksibel namun terstruktur, dengan pembagian 70% praktik aktif dan 30% teori. Format proyek tugas dibangun dengan durasi pengerjaan ideal 6-8 minggu untuk proyek kecil, dan 10-12 minggu untuk proyek besar. Setiap proyek memiliki tahapan: perencanaan, riset, eksekusi, evaluasi tengah, revisi, dan presentasi akhir. Rubrik penilaian dibuat transparan, mencakup aspek kreativitas, kolaborasi, ketekunan, penggunaan teknologi, dan refleksi diri.

Ciptakan Pembagian Berdasarkan Minat dan Proyek-Proyeknya 

Kelas dibagi berdasarkan kluster minat, idealnya satu kluster berisi 8-15 siswa. Tiap kluster dipandu oleh satu guru mentor dan satu asisten (bisa dari guru lain atau AI assistant). Pembagian ini memungkinkan mentoring lebih intensif dan fokus. Pertemuan kluster dilakukan mingguan untuk konsultasi proyek, berbagi progres, serta mengatasi tantangan yang dihadapi.

Asesmen dibagi menjadi beberapa jenis, asesmen formatif (cek mingguan), asesmen sumatif (evaluasi akhir proyek), asesmen diri (self-assessment), dan asesmen teman sejawat (peer-assessment). Template asesmen memuat indikator detail seperti tingkat kreativitas, problem solving, komunikasi, kolaborasi, penggunaan AI, refleksi diri, serta rencana pengembangan pribadi. Untuk memastikan efektivitas metode ini, penting memastikan komunikasi terbuka antara siswa dan guru, monitoring rutin berbasis data AI, serta menyediakan ruang refleksi yang aman dan suportif. Selain itu, semua pihak harus dipersiapkan dengan pelatihan teknologi dasar agar penggunaan AI tidak menjadi beban tambahan.

Beberapa proyek nyata dirancang untuk mengakomodasi berbagai minat siswa berdasarkan kurikulum sekarang. Untuk bidang STEM, proyek semester pertama berupa pembuatan mini greenhouse otomatis dengan Arduino. Semester kedua dilanjutkan dengan riset tentang polusi terhadap pertumbuhan tanaman. Untuk bidang seni, proyek semester pertama adalah pameran virtual karya seni, sedangkan semester kedua membuat film pendek bertema budaya lokal. Dalam bidang teknologi, proyek pertama berupa pembuatan aplikasi sederhana seperti to-do list dengan platform no-code, dan proyek kedua adalah pembuatan robot line follower sederhana. Semua proyek dirancang untuk melatih keterampilan teknis sekaligus berpikir kreatif. Bagi siswa berminat di bidang sosial dan bisnis, semester pertama mereka membuat kampanye sosial digital, sedangkan semester kedua mengikuti mini business fair di mana mereka membuat, memasarkan, dan menganalisis produk mereka sendiri.

Refleksi belajar menjadi bagian integral dari pembelajaran ini. Refleksi mingguan difasilitasi melalui AI chatbot, di mana siswa menjawab pertanyaan terstruktur tentang pembelajaran mereka minggu itu. AI kemudian memberikan respons otomatis dan rekomendasi perbaikan. Setiap minggu, siswa menerima pertanyaan refleksi sederhana melalui chatbot AI. Jawaban mereka dianalisis untuk mendeteksi emosi, tantangan, dan perkembangan. Sistem ini menjaga keterlibatan siswa sekaligus membantu guru mengidentifikasi masalah lebih awal. Selain refleksi otomatis, setiap empat minggu bisa saja siswa membuat jurnal refleksi manual. AI membantu guru dengan menganalisis kata kunci dalam jurnal tersebut, sehingga guru dapat lebih cepat merespon kebutuhan khusus siswa.

Akhir semester, dilakukan refleksi mendalam. Siswa mengidentifikasi keterampilan baru yang dikuasai, tantangan yang dihadapi, pelajaran tentang kerja tim, penggunaan teknologi, dan rencana pengembangan diri ke depan. Refleksi ini dikumpulkan dalam bentuk tulisan, audio, atau video untuk didokumentasikan sebagai bagian dari portofolio mereka.

Penutup 

Metode pembelajaran berbasis AI ini tidak hanya mempercepat adaptasi teknologi di dunia pendidikan, tetapi juga membangun siswa yang lebih mandiri, kreatif, dan reflektif. Dengan strategi sistematis, personalisasi, dan integrasi AI yang tepat, pendidikan masa depan menjadi lebih manusiawi sekaligus lebih cerdas. Artikel ini, yang ditulis berdasarkan diskusi mendalam bersama AI, menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara manusia dan mesin dapat menciptakan inovasi pendidikan yang luar biasa.

Sumber: OpenAI https://chatgpt.com/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun