Mohon tunggu...
ALF
ALF Mohon Tunggu... Lainnya - ~

~

Selanjutnya

Tutup

Love

Ketetapan-Nya, Ketepatan-Nya

23 Januari 2022   13:30 Diperbarui: 23 Januari 2022   15:59 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Manusia sebagai makhluk sosial, sangat membutuhkan manusia lain untuk berbagai hal. Salah satunya adalah mencurahkan isi hati, atau lebih dikenalnya dengan curhat (curahan hati). Curhat kepada keluarga, pasangan, sahabat, teman, siapapun itu yang kita merasa nyaman untuk curhat dengan mereka. Selain tentunya curahan hati kita yang utama yaitu kepada Sang Pencipta, Sang Pendengar yang paling Maha Pendengar.

Sebetulnya curhat dilakukan hanya untuk sekadar didengarkan, mengungkapkan isi hati, mengalirkan emosi, dengan level tertinggi yaitu meminta solusi. Walaupun sebenarnya, solusi sudah ada di diri kita masing-masing. Mereka para pelaku "curhat" ini hanya butuh sedikit bantuan untuk dipetakan masalahnya dan dirangkaikan solusinya.  

Curahan hati berbeda-beda juga levelnya, bisa dikatakan ringan, sedang, berat. Walaupun belum tentu menurut A ringan, menurut B ringan juga, bisa jadi menurut B menganggapnya itu berat. Untuk level ini, sangat memungkinkan untuk meminta bantuan profesional, yaitu psikolog. Tapi kembali lagi kategori tersebut sangat relatif bagi setiap individu.  

Curhat bisa terjadi karena adanya dua individu atau lebih. Kita sebut aja pencurhat dan pendengar curhat. Pencurhat tugasnya adalah mencurahkan hatinya kepada pendengar curhat. Sedangkan pendengar curhat tugasnya adalah mendengarkan pencurhat mencurahkan isi hatinya. Tidak mudah menjadi keduanya. Terutama pendengar curhat. Masih banyak pendengar curhat mendengarkan curhatnya di level hearing, yaitu hanya mendengarkan saja, atau bahkan 'parah' nya sampai memotong cerita pencurhat, menghakimi, menyepelekan, itu yang harus kita jauhi, jika kita belum mampu, coba mendengarkan saja, tanpa melakukan ketiga hal tersebut. Namun, ada juga yang menjadi pendengar curhat di level active listening, yaitu mendengarkan dengan seksama, memberikan tanggapan yang tepat sehingga menunjukkan bahwa kita benar-benar mendengarkan semua cerita si Pencurhat, memvalidasi perasaan Pencurhat, atau bahkan memberikan solusi yang tepat jika memang diminta oleh Pencurhat. 

Pendengar curhat mungkin merasa "dibutuhkan" oleh para pencurhat. Namun, sesungguhnya kitalah yang membutuhkan mereka, kita yang membutuhkan mereka curhat kepada kita. Mengapa? karena mungkin jika mereka tidak curhat kepada kita akan kurang rasa bersyukur kita, hidup kita kurang bermanfaat, tabungan amal baik kita sedikit. Jadi, bukan semata mata kita orang baik, enak di ajak curhat, banyak orang percaya kepada kita, banyak yang butuh pada kita. Tapi, kitalah juga yang membutuhkan curhat mereka untuk kebaikan diri kita. 

Sekian pendapat saya, terimakasih, mohon maaf jika banyak kesalahan dan kekurangan, mohon masukannya. 

Dari saya yang sedang belajar terus untuk meyakini Ketetapan-Nya dan Ketepatan-Nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun