Mohon tunggu...
Alfi Muhammad
Alfi Muhammad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Akankah Indonesia Menjadi Pusat Ekonomi Digital Dunia di Tahun 2020?

9 April 2018   11:59 Diperbarui: 17 April 2018   09:29 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Di tengah ramainya berita Indonesia bubar tahun 2030 yang berdasarkan Novel Fiksi. Pendapat lain yang di sampaikan oleh Telstra malah mengungkapkan fakta yang menakjubkan, Yakni Indonesia di prediksi menjadi Pusat Ekonomi Digital Dunia di Tahun 2020. Jakarta menjadi salah satu kota yang paling optimistis di dunia terkait lingkungan digital untuk bisnis. Hasil ini bisa mendorong Indonesia sebagai pusat ekonomi digital dunia pada 2020.

Baru-baru ini, Intelligence Unit merilis hasil temuan sebuah proyek riset global yang diprakarsai oleh Telstra, yang Economist (EIU) mengukur tingkat kepercayaan eksekutif bisnis di sejumlah kota dari beberapa negara. Termasuk juga sejauh mana kota tersebut dapat mendukung ambisi digital yang dimiliki oleh sektor bisnis. Salah satu hasil penelitian tersebut, Jakarta berada pada peringkat ke-8 dari 45 kota dalam hal tingkat kepercayaan terhadap bisnis secara keseluruhan. 

Riset connecting commerce ini juga menunjukkan Barometer Kota Digital---dari 45 kota di seluruh dunia berdasarkan 5 kategori kunci yang relevan dengan performa bisnis, yakni inovasi dan kewirausahaan, lingkungan Inansial, sumber daya manusia dan keterampilan, pengembangan teknologi baru dan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. Menurut Erik Meijer, President Director Telkomtelstra, riset ini mengungkap adanya tingkat kepercayaan tinggi terhadap ekonomi dunia yang terus tumbuh---dan Jakarta adalah salah satu dari 10 besar kota berdasar lima kategori penelitian. Dari 10 kota teratas untuk tingkat kapabilitas keseluruhan, tujuh berasal dari negara berkembang di Asia termasuk Bangalore, Mumbai, New Delhi, Beijing, Manila, dan Shanghai. 

Sebaliknya, tingkat kapabilitas yang lebih rendah ditemukan di Kota Hong Kong dan Tokyo. "Agar transformasi digital dapat sukses, dibutuhkan dukungan eksternal yang kuat. Oleh karena itu, pelaku bisnis di Jakarta percaya pada kemampuan kotanya untuk mendukung potensi digital perusahaan mereka," kata Erik. Tingginya tingkat kepercayaan ini didasari pertumbuhan ekosistem digital di Jakarta yang terlihat jelas, serta dukungan pemerintah dalam pertumbuhan sektor bisnis, termasuk melakukan pembinaan kewirausahaan digital. Hasil riset juga menunjukkan pentingnya posisi Jakarta sebagai pusat dari ekosistem bisnis digital di Indonesia. Posisi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendorong Indonesia mencapai targetnya menjadi pusat ekonomi digital di dunia pada 2020. 

Meskipun Jakarta mempunyai performa yang baik di seluruh kategori, riset ini juga menemukan bahwa 36% dari eksekutif di Jakarta percaya bahwa supply tenaga kerja serta keterampilan pekerja adalah tantangan terberat. Erik menambahkan, seiring perkembangan bisnis yang cepat dalam menghadapi persaingan di era digital, masih dirasakan adanya ketimpangan antara universitas dan kurikulum yang diterapkan dengan kebutuhan terkini dunia usaha.

Ini membuat sejumlah perusahaan di Jakarta sering kali harus merekrut ahli dari negara di Asia Tenggara atau lainnya. "Meskipun hal tersebut bukan masalah yang hanya di alami di Indonesia. Untuk itu, dunia pendidikan harus lebih fokus dalam membekali siswa dengan keterampilan digital yang relevan untuk melengkapi pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) di Jakarta," imbuh dia. Temuan lain dari riset juga mengungkap bahwa eksekutf di Jakarta merupakan kelompok yang paling memuji dukungan dari pemerintahnya; 95% dari mereka percaya bahwa pemerintah akan memainkan peran yang lebih posiOf dalam mengembangkan ekosistem digital selama Oga tahun mendatang. Namun, lebih dari separuh juga berpikir bahwa saat ini sedang ada diskoneksi antara pemerintah nasional dan kota dalam hal memberikan dukungan untuk melakukan inovasi.

Poin lainnya terkait keamanan digital (digital security), adalah keterampilan yang paling diinginkan oleh perusahaan, dengan 41% dari eksekutif yang ada di Jakarta menyatakan hal tersebut sebagai keterampilan yang paling dibutuhkan untuk mendukung transformasi digital. Sebanyak 25% dari responden menganggap bahwa change management merupakan keterampilan paling penting selanjutnya.

Ekosistem digital di Jakarta terbilang penting. Sementara 32% eksekutif berbasis di Jakarta percaya bahwa struktur tradisional seperti asosiasi bisnis adalah sumber bantuan yang berguna, komunitas informal, jaringan dan laboratorium inovasi juga sangat dihargai oleh bisnis (24%). Terbukti bahwa program pembangunan yang berorientasi bisnis---yang dijalankan pemerintah Indonesia sejak 2015, telah memberikan hasil nyata dan progresif dalam hal evolusi digital di Indonesia maupun di Jakarta. 

"Peran pemerintah sangat penopang, terlebih 53% responden survei di kota-kota di Asia mengakui bahwa mereka bersedia untuk memindahkan operasionalnya ke kota lain yang memiliki lingkungan eksternal yang lebih mendukung," kata Erik. Saat ini, semua organisasi memiliki berbagai opsi untuk melakukan transformasi digital secara domesOk maupun internasional tergantung pusat dari operasi bisnis mereka berada. Oleh karena itu kebutuhan akan infratruktur menuju transformasi digital sangatlah di perlukan. Seperti kebutuhan akan internet yang cepat, kebutuhan listrik cadangan sebagai backup daya listrik penting dimiliki, oleh karenanya satu satunya solusi yang terbaik adalah menggunakan genset. Anda bisa mendapatkannya di Pusat supplier Jual genset di Surabaya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun