Mohon tunggu...
alfath firdaus
alfath firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - seorang mahasiswa jurnalistik, jenjang pendidikan S1 di universitas islam negeri syarif hidayatullah jakrata

Sebagai seorang mahasiswa jurnalistik yang suka olahraga, saya adalah individu yang penuh semangat dan energi. Keterlibatan saya dalam dunia jurnalistik menunjukkan minat saya pada informasi, cerita, dan penelitian. Saya juga rajin dan disiplin dalam menyelesaikan tugas-tugas akademis serta selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam segala hal yang saya lakukan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Strategi retorika politisi: dalam mempengaruhi opini publik

8 Mei 2024   11:36 Diperbarui: 8 Mei 2024   11:39 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Retorika memiliki tiga pengertian yang berbeda. Pertama, itu adalah seni berbicara. Kedua, seni membujuk atau memengaruhi pendengar. Dan ketiga, seni menggunakan bahasa dengan efektif.Dalam politik, retorika yang sering digunakan politisi adalah yang kedua, yaitu seni membujuk atau memengaruhi pendengar. Ini terutama terjadi dalam bentuk ceramah persuasif, yang bertujuan untuk mengajak pendengar melakukan sesuatu.

Ceramah persuasif politisi berisi pesan dan ajakan kepada pendengar untuk memengaruhi atau mengajak mereka, sering kali untuk tujuan negosiasi. Ini penting dalam membangun citra politisi dan mengubah opini publik.

Contohnya, seorang politisi mungkin menggunakan ceramah persuasif untuk menjanjikan penurunan harga pangan dan layanan kesehatan gratis, dengan syarat dipilih menjadi anggota legislatif.

Jadi, retorika politisi adalah seni berbicara yang digunakan untuk memengaruhi pendengar, membangun citra diri, mengkomunikasikan visi, dan membentuk opini publik. Pidato politisi yang persuasif sering kali memiliki dampak besar, bahkan bisa membuat sejarah baru bagi suatu negara.

Namun, tidak jarang retorika politisi juga digunakan dalam kampanye negatif terhadap lawan politik, dengan merayu konstituen melalui janji-janji kampanye. Ini semua bertujuan untuk mendapatkan dukungan dalam pemilihan, baik itu legislatif maupun eksekutif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun