Seharusnya lebih antusias dan bersuka cita supaya kita mendapat syafa'at dan pertolongan Nabi di hari kiamat nanti. Karena tak ada satupun orang yang rela menolong kita di hari akhir nanti, mereka akan sibuk memikirkan diri mereka sendiri. Terkecuali satu orang, yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW. Bahkan menjelang wafat pun beliau masih saja khawatir terhadap nasib umatnya dengan menyebut, "umatii.." beberapa kali. Maka sudah sepantasnya kita mencintai dan meneladani sosok yang sejak dahulu telah menyayangi dan mencintai kita apa adanya.
Sebagai refleksi diri berarti peringatan Maulid Nabi ini menjadi sebuah pelajaran suri tauladan yang sangat agung. Dimana kita sebagai manusia fitrahnya adalah seorang hamba yang lemah di hadapan Allah. Sehingga dengan memahami esensi Maulid Nabi dapat memberikan kesadaran bahwa tujuan hidup kita hanyalah beribadah kepada Allah dengan cara menjalani hidup seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW agar hidup manusia mendapat kebahagiaan yang hakiki di dunia maupun di akhirat kelak. Shollu 'Alan Nabi!