Penulis: Vinca Callista
Penerbit: PT Gramedia Widiasarana
Jumlah Halaman: 212 hlm
ISBN: 978-602-375-195-2
Sinopsis
Karly Astaseni sangat mencintai buku, dan belum pernah bertualang ke mana pun selain lewat membaca tulisan dalam buku-bukunya. Iago Dalin, seorang pelancong seumur hidup, lalu datang menyela di antara hubungan Karly dengan tunangannya. Bagi Karly, Iago muncul bersama harapan tentang hidup berpindah-pindah yang jadi fantasinya. Aruna, si kasir took buku, banyak embantu dalam hubungan rahasia mereka yang mencekam.
Rangkaian usaha menuju kematian menjadikan desain kehidupan mereka sempurna. Seorang desainer interior, si gadis keong, dan aku, pun memegang andil di dalamnya. Bersama satu orang lagi yang lengannya dibatik sang Ibu dengan lilin panas. Mereka terlibat dalam permainan psikologis yang membuat gila.
Review Singkat
"Ternyata, kita sering mencintai pikiran kita tentang seseorang, daripada orangnya sendiri" -- Aruna
Kilah menurut KBBI berarti tipu daya/tipu muslihat, atau juga berarti dalih (alasan yang dibuat-buat). Pengertian ini tentu saja merepresentasikan seluruh isi cerita dalam Novel Kilah ini. Penulis buku ini, Mba Vinca Callista merupakan salah satu penulis novel genre psycho thriller favorit saya. Baru dua buku yang saya selesaikan, Ve, dan Kilah ini. Sementara Seruak dan Nyawa belum sempat dibaca.
Novel ini bercerita tentang serangkaian peristiwa psikologis yang dialami si tokoh utama. Konsep antara khayalan dan kenyataan lumayan membuat pusing. Awalnya saja kita disuguhkan dengan kisah masing-masing tokoh yang memiliki latar masalah yang berbeda. Ibarat kisah Antologi, nanti setiap cerita antar tokoh akan saling berhubungan.Â
Ada juga kisah flashback seorang gadis yang cukup sadis. Saya dari awal sudah menebak-nebak alur ceritanya akan seperti apa, tetapi saya salah. Mbak Vinca dengan kecerdasan imajinasinya membuat saya terjebak dalam alur cerita yang menegangkan dan ending nya yang plot twist.
Pesan yang saya tangkap dalam novel ini adalah bahwa kita harus bisa menerima kenyataan, mau semenderita apapun, sekejamapapun dunia, kita harus tetap menerima dengan lapang dada. Berfantasi memang boleh, hanya saja jangan sampai membawa fantasi khayalan itu ke dunia nyata. Karena ekspektasi kita, berbeda dengan realita.
Nilai 8/10 bagi saya. Sebenarnya novel ini cukup tipis, namun tetap saja nuansa kelam dan mencekam ala Vinca Callista dan konsep yang membuat berpikir keras tersaji dengan sangat sempurna. Rekomendasi dari saya!