Mohon tunggu...
Naufal Alfarras
Naufal Alfarras Mohon Tunggu... Freelancer - leiden is lijden

Blogger. Jurnalis. Penulis. Pesilat. Upaya dalam menghadapi dinamika global di era digitalisasi serta membawa perubahan melalui tulisan. Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah. "Dinamika Global dalam Menghadapi Era Digitalisasi" Ig: @naufallfarras

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Satelit Bawah Laut, Tak Mesti di Angkasa

8 September 2019   09:37 Diperbarui: 8 September 2019   09:46 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Satelit Bawah Laut (Sumber: whoi.edu)

Indonesia sebagai negara kepulauan memerlukan layanan akses internet yang mampu menjangkau seluruh pelosok negeri. Hal ini bertujuan untuk mempermudah berbagai aktivitas sehari-hari tanpa batasan waktu dan jarak.

Sebagian besar akses internet global kini telah terhubung melalui kabel bawah laut. Akses melalui kabel bawah laut menawarkan kapasitas internet yang jauh lebih besar ketimbang via satelit.

Kabel bawah laut milik perusahaan Google yang menghubungkan antara Amerika Serikat dan Jepang mempunyai kapasitas hingga 60 Tbps atau setara 400 kali lipat gabungan seluruh kemampuan satelit Indonesia yang tersedia saat ini.

Meski demikian, bukan berarti kehadiran satelit sebagai penyedia akses internet sudah tidak digunakan lagi. Layanan via satelit memiliki keunggulan dalam hal jangkauan yang lebih baik ketimbang kabel bawah laut.

Layanan internet berbasis kabel memiliki beberapa kekurangan, salah satunya keterbatasan infrastruktur. Disamping kapasitas besar yang ditawarkan, biaya yang dikeluarkan cukup besar untuk menyediakan infrastruktur ini.

Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau serta dipisahkan oleh laut, internet berbasis satelit diklaim menjadi solusi yang tepat dalam menjawab kebutuhan masa sekarang.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa kini muncul pemikiran untuk menghadirkan satelit yang berada di bawah laut. Penelitian dan pengembangan satelit bawah laut saat ini masih terus dilakukan sebagai satelit alternatif selain yang berada di udara.

Penelitian pun telah dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang bertujuan mempermudah dan mempercepat realisasi satelit bawah laut tersebut.

Selama riset yang tengah berjalan kini, realisasi penggunaan satelit bawah laut masih membutuhkan waktu dan belum dapat meluncur dalam waktu dekat.

Meskipun berada di bawah laut, satelit ini tetap akan berfungsi efektif dengan memanfaatkan gelombang radio dan frekuensi tertentu agar komunikasi tetap berjalan sebagaimana satelit yang berada sekitar 35 ribu kilometer di atas permukaan laut.

Riset terhadap satelit bawah laut turut melibatkan pihak Angkatan Laut serta sektor maritim. Satelit bawah laut juga dianggap lebih efisien daripada peluncuran satelit di angkasa.

Satelit sebagai akses internet yang diharapkan mampu menjangkau semua pelosok negeri tidak luput dari berbagai hambatan. Jeda waktu antara menerima permintaan dan respons yang diberikan relatif lambat.

Dampaknya, akses internet via satelit jarang dimanfaatkan oleh berbagai aplikasi yang membutuhkan real-time seperti layanan WhatsApp Call dan live-streaming.

Upaya dalam memberikan layanan akses internet kepada masyarakat terus ditingkatkan. Salah satu proyek nasional yaitu Palapa Ring merupakan langkah dalam menjawab tantangan di era digitalisasi.

Keberadaan Palapa Ring sebagai penyedia jaringan serat optik yang mampu menghubungkan berbagai pulau di seluruh tanah air dan terkhusus daerah pelosok yang dikenal dengan sebutan 3T, yaitu terdepan, terluar, dan tertinggal.

Palapa Ring terbagi menjadi tiga paket, yakni paket barat, paket tengah, dan paket timur. Ketiga paket tersebut diketahui telah rampung pada bulan lalu.

Kekuatan komunikasi yang dibangun melalui akses internet yang tepat akan sangat bermanfaat dalam melindungi kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, terlebih dalam menyambut era digitalisasi.

Bogor, 8 September 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun