Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Potret Zaman" Kalau Kekuasaan Dianggap Jalan Keluar

23 Juli 2021   12:57 Diperbarui: 23 Juli 2021   13:01 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sini saya tidak ingin mengomentari alasan politis di balik dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 75 Tahun 2021 terkait revisi perubahan Statuta UI yang menggulirkan perihal rangkap jabatan Rektor UI di BUMN, sedang yang dilarang adalah untuk jabatan direksi.

Revisi perubahan inipun dikeluarkan sebagai respon munculnya ragam kritikan atas rangkap jabatan Rektor UI Ari Kuncoro menjadi Wakil Komisaris Bank BRI yang sebelumnya dinilai melanggar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68 Tahun 2013 tentang Statuta UI, melarang Rektor UI merangkap jabatan pejabat di perusahaan pelat merah.

Malah dengan dikeluarnya PP ini menambah runyam yaitu dengan makin maraknya ragam reaksi kritikan. Maraknya ragam reaksi kritikan kemudian berujung dengan mundurnya Rektor UI dari Wakil Komisaris Bank BRI.

Maraknya ragam kritikan perihal perubahan Statuta UI tentang rangkap jabatan ini justru sebaliknya secara apologis dikomentari Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin dengan pernyataan yang nyinyir atas Statuta UI baru ini harus diperiksa pengetahuannya.

Di sini saya hanya ingin menanggapi membalik pernyataan tersebut dengan satu kalimat: justru yang bersangkutan harus diperiksa pengetahuannya.

Atas dikeluarkannya PP Nomor 75 Tahun 2021, di sini saya kembali diingatkan pada lagu "Potret Zaman" grup musik Suket, ciptaan Jockie Soeryopayogo, liriknya ditulis Naniel.

Kalau kekuasaan dianggap sebagai jalan keluar

Akan semakin banyak kejanggalan                              

Wajah-wajah letih hanya memandang

Namun mata hatinya

Mata hatinya bergejolak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun