Lagu moresco sendiri menurut Andre banyak dipengaruhi oleh bangsa Moor di Arab. Bangsa ini pernah menguasai semenanjung Iberia yang terletak antara laut Atlantik dan laut Mideterania di barat-daya Eropa pada bada ke-8. Pengaruh kebudayaan mereka inilah yang dibawa serta ke Batavia kala itu.
"Kalau disebut dari mana asal-usul keroncong di Indonesia ya saya bisa bilang dari Kampung Tugu. Dari para bekas tawanan Belanda yang bermain matjina dan  tjitera di waktu senggang mereka. Pencetus keroncong adalah nenek moyang kami," tegas Andre.
Budayawan Remy Sylado mengamini pernyataan Andre. Ahli musik dan sastrawan ini mengakui bahwa  keroncong lahir dari Kampung Tugu. Bukan dari Portugis.
"Di Portugis tidak ada keroncong. Karena keroncong asli ada kencrongannya, crong..crong... gitu. Tetapi kalau diteliti lebih jauh lagi harmoni musik keroncong itu pada mulanya adalah harmoni musik gereja Protestan," kata Remy.
Apa beda Keroncong Tugu dengan keroncong yang lain?
Menurut Andre irama keroncong Tugu lebih cepat, tidak mendayu dan tak ada cengkoknya. Â Dengan irama yang berayun cepat tanpa cengkok, Â Keroncong Tugu dengan mudah bisa berkolaborasi dengan jenis musik lain.
Andre memainkan sebuah lagu keroncong. Dengan suara seraknya ia bernyanyi sembari menggaruk matjina:Â
Dari mana mau ke mana, jiwa manis mau ke mana
 Hoi... nona, potonglah rumput-potonglah rumput  di tengah sawah
......Â
Cikini di Gondangdia, Â saya ke sini lantaran dia....