GMNI harus belajar dari banyak organisasi mahasiswa lain yang hancur karena konflik internal dan perebutan kepentingan. Mantap organisasi berarti menyingkirkan ego pribadi demi menjaga persatuan. Bung Karno pernah mengingatkan, "Gotong royong adalah jiwa bangsa kita." Prinsip gotong royong inilah yang harus menjadi dasar manajemen organisasi GMNI: saling menopang, bukan saling menjatuhkan.
Dalam pengalaman saya, soliditas organisasi adalah modal penting untuk menghadapi tekanan eksternal. Pemerintah atau kekuatan kapital bisa mencoba melemahkan gerakan mahasiswa dengan cara memecah belah. Jika organisasi rapuh, maka gerakan pun akan runtuh. Karena itu, menjaga mantap organisasi berarti menjaga marwah GMNI sebagai barisan pejuang rakyat.
Tri Mantap GMNI juga bisa dibaca sebagai refleksi sejarah pergerakan. Sejak era Orde Lama, GMNI dikenal sebagai organisasi yang teguh membela ide-ide Bung Karno. Pada masa Orde Baru, banyak kader GMNI yang dikejar, dipenjara, bahkan dipaksa bungkam karena dianggap ancaman. Namun, GMNI tetap bertahan karena memiliki tiga pilar ini. Bahkan pada era Reformasi, GMNI tetap berdiri di garda depan memperjuangkan demokrasi.
Bagi saya, Tri Mantap bukan sekadar doktrin, melainkan warisan perjuangan yang sudah terbukti menjaga GMNI melewati zaman. Ia menjawab pertanyaan besar tentang bagaimana organisasi mahasiswa bisa bertahan dalam gempuran ideologi asing, represi politik, maupun godaan pragmatisme. Selama Tri Mantap dijaga, GMNI tidak akan kehilangan arah.
Sebagai aktivis mahasiswa di Kepulauan Riau, saya merasakan betul relevansi Tri Mantap ini. Di tengah derasnya industrialisasi, ketimpangan sosial, dan ancaman lingkungan, mahasiswa harus tampil sebagai garda terdepan pembela rakyat. GMNI melalui Tri Mantap-nya memberi saya pegangan bahwa perjuangan ini bukan sekadar pilihan, tetapi kewajiban moral sebagai kader marhaenis.
Pada akhirnya, Tri Mantap GMNI adalah janji sekaligus tantangan. Mantap Ideologi memastikan kita tidak kehilangan arah, Mantap Kaderisasi menjamin lahirnya generasi baru pejuang, dan Mantap Organisasi menjaga rumah perjuangan tetap kokoh. Sebagai , seorang aktivis mahasiswa dari Kepulauan Riau, saya percaya GMNI akan terus relevan sepanjang kadernya setia pada Tri Mantap. Inilah jalan konsistensi gerakan mahasiswa marhaenis, dari masa lalu, kini, hingga masa depan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI