Kamis pagi, 26 Desember 2024, Calvin bersama keluarganya berangkat dari Pontianak menuju Kuching melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong menggunakan mobil pribadi. Perjalanan darat sekitar 6-7 jam berjalan lancar meskipun mereka beberapa kali berhenti di warung makan lokal untuk beristirahat dan mengisi energi. Setelah menyelesaikan imigrasi di PLBN Entikong, mereka tiba di Kuching pada sore hari dan langsung menuju rumah keluarga di daerah Petra Jaya untuk beristirahat.
Hari pertama di Kuching, Calvin dan keluarganya berencana untuk memulai perjalanan dengan mengunjungi pusat perbelanjaan guna mencari pernak-pernik Imlek. Mereka menuju The Spring Shopping Mall, salah satu mal terbesar di Kuching yang terkenal dengan koleksi dekorasi Imlek yang lengkap. Di sini, Calvin membeli lentera merah, angpao dengan motif khas, dan hiasan berbentuk naga emas untuk menyambut Tahun Baru Imlek. Tak hanya itu, ia juga membeli beberapa toples kue khas Imlek seperti kue bangkit dan pineapple tart. Setelah puas berbelanja, mereka makan siang di SCR (Singapore Chicken Rice), menikmati ayam hainan yang lembut dan sup herbal yang hangat.
Sore harinya, mereka melanjutkan perjalanan ke Siniawan Night Market, salah satu pasar malam terkenal di Kuching yang hanya buka pada akhir pekan. Meski ramai, Calvin menikmati suasana lampion merah yang menggantung di sepanjang jalan. Di sini, ia mencicipi berbagai kuliner khas Sarawak seperti manok pansoh (ayam yang dimasak dalam bambu), kolo mee (mi khas Kuching dengan tekstur kenyal), serta laksa Sarawak yang kaya akan rasa rempah dan santan. Selain makanan berat, Calvin juga membeli kue lapis beraneka warna yang menjadi oleh-oleh wajib dari Sarawak.
Hari kedua, Calvin berencana melakukan medical check-up di Normah Medical Specialist Centre. Namun, sebelum sampai, mereka harus mengisi bensin terlebih dahulu. Di SPBU pertama, calvin mengalami masalah karena di SPBU Malaysia mempunyai aturan bahwa mobil yang bukan dari negara Malaysia tidak boleh mengisi bahan bakar dengan ron 90 dan 92. Tetapi diwajibkan untuk mengisi bahan bakar dengan ron 98, sedangkan stok bahan bakar dengan ron 98 habis. Untungnya, setelah mencari SPBU lain, mereka berhasil mengisi bensin dan melanjutkan perjalanan. Setelah pemeriksaan kesehatan selesai, Calvin mengunjungi Qing Shan Temple untuk menikmati suasana yang tenang dan berdoa untuk kesehatan keluarganya.
Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke Vivacity Megamall, salah satu mal terbesar di Sarawak. Calvin kembali berburu pernak-pernik Imlek, kali ini mencari pakaian cheongsam untuk ibunya dan kemeja merah bercorak oriental untuk dirinya sendiri. Selain itu, ia membeli beberapa bungkusan bubuk laksa Sarawak sebagai oleh-oleh bagi teman-temannya di Pontianak. Tak lupa, ia juga mampir ke sebuah toko parfum dan memilih satu botol wewangian khas untuk menambah koleksi pribadinya. Makan siang kali ini mereka nikmati di MyKampung, sebuah restoran yang menyajikan makanan khas Malaysia. Calvin memesan mee sapi Haji Salleh, yang terkenal dengan kuahnya yang kaya rasa, serta teh tarik yang nikmat.
Hari ketiga dihabiskan dengan menjelajahi Kuching lebih jauh. Mereka mengunjungi Kuching Waterfront dan menikmati pemandangan kota di tepi Sungai Sarawak. Setelah itu, mereka menuju Malaysia-China Friendship Park, tempat yang menarik dengan arsitektur khas Tiongkok dan patung persahabatan antara Malaysia dan Tiongkok. Di dekat area ini, Calvin menemukan sebuah kedai teh yang menjual beragam teh tradisional Tiongkok. Ia pun membeli beberapa kotak teh oolong dan pu-erh sebagai tambahan koleksi oleh-olehnya.
Sore harinya, mereka mengunjungi Sarawak Cultural Village, sebuah tempat yang memperkenalkan budaya suku asli Sarawak seperti Iban dan Bidayuh. Calvin terkesan melihat pertunjukan tarian tradisional dan mencoba minuman fermentasi khas, yaitu tuak. Sebelum pulang, mereka singgah di Blue Lake, sebuah danau dengan air biru jernih yang sangat indah, lalu menikmati santapan malam di Top Spot Food Court, salah satu pusat kuliner seafood terbaik di Kuching. Calvin memesan udang galah masak butter, ikan terubuk panggang, dan sotong goreng tepung.
Pada malam pergantian tahun, Calvin dan keluarganya merayakan Tahun Baru di Waterfront Kuching, tempat yang ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal. Mereka menikmati suasana meriah dengan pertunjukan musik, tari, serta pesta kembang api yang spektakuler di tepi Sungai Sarawak. Di sepanjang jalan, berbagai pedagang menjajakan makanan khas, dan Calvin mencoba sate daging rusa serta es kacang, es serut khas Malaysia yang menyegarkan. Suasana semakin semarak ketika detik-detik pergantian tahun tiba, dan langit Kuching dipenuhi cahaya warna-warni dari kembang api yang menghiasi malam. Calvin merasa sangat senang bisa merayakan momen ini di tempat yang begitu istimewa.
Beberapa hari berikutnya, Calvin lebih banyak bersantai dan berbelanja. Ia kembali ke The Spring untuk membeli pernak-pernik Imlek yang belum sempat ia beli sebelumnya. Selain itu, ia juga mengunjungi Pasar Satok, tempat yang menjual berbagai bahan makanan dan rempah-rempah khas Sarawak. Di sini, ia membeli lada hitam Sarawak, belacan, serta aneka rempah untuk dibawa pulang. Ia juga menyempatkan diri menikmati roti canai dengan kuah kari kambing di restoran Nasi Kandar Line Clear, yang terkenal dengan cita rasa otentiknya.
Selain berbelanja, mereka menikmati wisata alam di Bako National Park. Calvin terpesona melihat bekantan, hewan endemik Kalimantan yang menjadi ikon Sarawak. Mereka juga mampir ke Damai Beach, bersantai di tepi pantai, dan menikmati matahari terbenam. Di tepi pantai, Calvin menikmati kelapa muda segar dan sepotong kek lapis sambil menikmati angin sepoi-sepoi.
Menjelang kepulangan, Calvin mulai mengemas barang dan memastikan semua dokumen perjalanan siap. Sebelum pulang, ia menyempatkan diri menikmati suasana pagi di Taman Sahabat, sebuah taman indah dengan patung persahabatan Malaysia-Tiongkok. Di sana, ia berjalan santai sambil menikmati secangkir teh C peng dan kue lapis sebagai sarapan ringan. Ia juga menyempatkan diri mengunjungi Carpenter Street, yang terkenal dengan toko-toko tua yang menjual berbagai barang khas Tiongkok dan pernak-pernik Imlek. Ia membeli lilin naga merah, dupa wangi, dan beberapa angpao tambahan untuk perayaan Imlek.