Mohon tunggu...
Alexander Ferdi
Alexander Ferdi Mohon Tunggu... Tutor - Tutor

Hai

Selanjutnya

Tutup

Financial

Perangkap Paylater (Beli Sekarang Bayar Nanti)

12 Oktober 2023   09:03 Diperbarui: 12 Oktober 2023   09:11 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai, balik membahas polemik masyarakat anak muda (kiwkiw cukurukuk), bisa dibilang sudah jadi masalah yang urgent juga. Karena ini berhubungan sama yang Namanya keuangan anak muda dan perhutang-hutangan masyakarat muda.

Pembahasan kali ini adalah bnpl a.k.a buy now pay later, ngutang-ngutang mulu demi gengsi atau mungkin kita biasa lebih kenal dengan pay later doang. Karena memang ternyata system pembayaran  pay later ini udah cukup marak banget dipakai sama anak-anak muda.

Baca juga: Gambler

Terutama kualitas anak-anak muda sekarang yang emang apa-apa mau show off dan kebetulan target marketnya adalah mereka-mereka yang Gen Z. Hal ini memang jadi fenomena yang harus diketahui Masyarakat, karena system pembayaran yang seharusnya memang jadi alternatif kartu kredit. Akhirnya bukannya jadi alternatif malah justru naikin budaya ngutangnya anak muda yang tidak disapprove kartu kreditnya.

Oke kita bicara tentang BNPL a.k.a Buy Now Pay Later, sebuah istilah yang di dua sampai tiga tahun ke belakang mulai dikenal banyaklah sama orang Indonesia, bahkan billboardnya udah dimana-mana dari mulai iklan-iklan di marketplace di social media atau bahkan sampai banyak baliho-baliho kayak partai yang ada di jalan raya yang bisa kalian lihat dimana slogan-slogannya.

Sangat-sangat mendorong sekali anak-anak muda untuk bertransaksi dan ngutang. Dengan konsep beli sekarang bayar nanti (tapi jangan sampai melebihi batas waktu), menarik sekali bukan (?) dan layanan pay later ini juga ada beberapa jenis dari yang berdiri sendiri as a layanan paylater sampai yang terintegrasi sama marketplace.

Seperti ada di toko hijau, si oren dan toko-toko berwarna lainnya. Kenapa(?) system pembayaran ngutang tuh bisa ada, sebenarnya terdapat Sejarah yang terbilang Panjang. Mulai zaman dulu dari yang ada Namanya system deposit (bukan depo gacor ye) dan sampai akhrinya system ngutang ini tuh mulai berubah jadi kartu kredit pada masanya dan akhirnya popular sejak tahun 80-an di Amerika yang terus menjalar lagi ke negara-negara di dunia.

 Nah, tapi apa yang membedakan antara kartu kredit bank dengan aplikasi-aplikasi paylater ini dan jawaban itu ada pada kemudahan pendaftarannya. Jadi kayak yang seharusnya kalian pada sudah tahu juga kartu kredit itu kan cukup kompleks dalam pendaftarannya dan printilan dokumen yang harus disiapin tuh juga banyak.

Dari data salah satu bank terbesar di Indonesia, kebutuhannya itu mulai dari usia minimal pendaftaran di 21 tahun terus butuh fotokopi KTP, penghasilan bersih itu minimal 3 juta per bulannya, fotokopi NPWP, slip gaji dan juga buku tabungan 3 bulan terakhir.

Cukup banyak dan bisa dibilang tidak banyak juga orang yang kayaknya bisa dapat kartu kredit dengan printilan dengan detail-detail yang sangat banyak tersebut dan prosesnya juga tidak sampai di pengumpulan data-data yang ribet tadi, karena setelah itu juga harus isi formular dll.

Jawaban untuk system paylater ini benar-benar gampang banget buat dipakai. Bisa dikatan lawannya kartu kredit banget dan itu beneran cuman butuh KTP dan selfie bareng KTP. Paylater tidak perlu hal seribet kertu kredit, karena sambal tiduran pun daftar paylater, foto selfie sam KTP, terus apa (?) ya tinggal belanja ceria doang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun