Mohon tunggu...
Saya Cinta Tempe Tahu...
Saya Cinta Tempe Tahu... Mohon Tunggu... -

santai ada kompasianaa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fakta Perhitungan Viral Load Tidak Pernah Membuktikan Keberadaan Virus HIV

6 Mei 2013   13:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:01 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Etienne de Harven, M.D.

Sumber:

http://www.robertscottbell.com/blog/measuring-viral-load-does-not-prove-the-existence-of-a-hypothetical-hiv-by-etienne-de-harven-m-d/

[caption id="attachment_241858" align="alignleft" width="150" caption="HIV IS HOAX"][/caption]

Ketika medote PCR secara klinis di aplikasikan untuk menghitung jumlah partikel Viral Load telah menghasilkan kesimpulan bahwahipotesis tentang jumlah keberadaanvirus HIV didalam sirkulasi darah penderita AIDS tidak pernah bisa di hitung/ditentukan dengan cara apapun. Sebenarnya dengan cara mendemonstrasikan partikel retrovirus menggunakan mikroskop elektron secara langsung dari darah pasien, tanpa melalui sistem kultur sel, pasti akan lebih meyakinkan untuk menujukkan kehadiran jumlah viral load tersebut. Namun berbagai demonstrasi tidak pernah sukses di peroleh, bahkan dengan cara mengambil sampel darah secara langsung dari pasien AIDS yang memiliki Viral load yang tinggi (high viral load)

Secara memalukan, sampel darah dari klinik yangdigunakan untuk menghitung Viral Load biasanya diperoleh setelah plasma darah dicentrifuge (di stir) dengan kecepatan rendah, yakni dalam kondisi yang tidak pernah di wajibkan untuk mengisolasi partikel-partikel retrovirus tersebut (tidak sesuai standar penelitian yang resmi di akui).

Isolasi partikel-partikel retrovirus bukan merupakan bagian dari prosedur yang di rekomendasikan untuk menghitung viral load virus HIV. Lebih mengejutkan lagi ketika ultra sensitive assay digunakan (prosedur Amplicor yang terakhir di rekomendasikan yang termasuk centrifuge berkecepatan tinggi ) terjadi bahwa viral load di temukan pada titik paling rendah, (Salimnia et al., 2005).

Dibawah kondisi tersebut, apa yang sebenarnya di hitung sebagai Viral load HIV. Positif palsu (false positive) telah dilaporkan dalam waktu yang lama (de Mendoza et al, 1998) dan ketidakpastian pada beban untuk meng interpretasikan tes viraltelah ditekankan oleh banyak peneliti(C. Johnson, 2001, R. Culshaw, 2007, H. Bauer, 2010, etc).Selain itu, Kary Mullis,sang penemu metode PCR, tidak pernah berhenti mengecam/mengutuk "penyalahgunaan PCR untuk mengukur viral load"(Culshaw, 2007).

Sebenarnya itu tidak pernah memungkinkan untuk memverifikasi berdasarkan penonjolan yang mana bila urutan genetik ada disana, dan virus juga berada di sana sejak standart assay, asam-asam nukleus di ekstraksi secara langsung dari sample plasma, sehingga kontaminasi material genetik akan di perkuat, seperti yang di nyatakan oleh Salimnia pada tahun 2005.

Apabila urutan genetik tidak di murnikan dari partikel tetrovirus (HIV) , itu akan muncul sebagai hal penting dalammenyediakan pemahaman alternative untuk mengidentifikasi urutan retrovirus nukleutida di dalam plasma darisebagian besar pasien AIDS. Pemahaman secara alternative sangat di perlukan disini, dan telah di terbitkan pada tahun 2010 dalam Journal of American Physicians and Surgeons

(www.jpands.org/vol15no3/deharven.pdf).

Darah dari pasien yang menderita dari stadium lanjut sel kanker atau dari penyakit menular lainnya mengandung sejumlah DNA yang terukur (measurable) (P. Anker, 1999). Sirkulasi DNA rupanya berasal dari degenerasi sel-sel oleh Apoptosis, dilepaskan didalam darah peripheral selular dan nucleus debris. fragment selular harus pasti, pada pasient AIDS kepekatan dari centrifuge kecepatan rendah digunakan untuk mempersiapkan sampel untuk menghitung Viral Load. Keberadaan nuclear debris menjelaskan variable jumlahdari DNA didalam sample plasma.

Sebagai tambahan, DNA manusia mengandung sekitar 8% retroviral sekuens genetic (Lower, 1996; Nelson, 2003, and the voluminous literature on

Human endogenous retrovirus – HERVs). Oleh karena itu menjadi suatu kepastian bahwa sirkulasi molekul DNA yang mengandung tingkat kemiripansekitar 8%urutan retrovirus, dan bahwa urutan nukleutida akan di identifikasi dan di diperkuat dengan metode PCR yang digunakan di dalam upaya untuk mengukur sesuatu yang di anggap sebagai viral load.

Lebih di sayangkan lagi, penemuan urutan genetik adalahyang diinterprestasikan secara global sebagai demonstrasi akan keberdaaan virus HIV pada pasien AIDS, dan yang lebih buruk lagi, cara untung menghitung jumlah partikel tetrovirus HIV! Jumlah yang mengekspresikan jumlah perkiraan viral load. Secara klinikal tentang studi kasus AIDS,tidak ada adanya hubungandalam jalan apapun tentang keberadaan hipotesis tersebut, dan bahkan jumlah dimana tidak pernah terlihat bentuk virus tersebut bahkan dengan mikroskop electron). Kemungkinan besar mereka merefleksikan jumlah variable DNA yang beredar di dalam darah manusia, DNA yang secara alami mengandung urutan retrovirus.

Urutan-urutan tersebut ada untuk mewakili kehadiranretrovirus Endogen (HERVs) didalam semua kromosom manusia (Nelson, 2003).Merekamelakukan gangguan sebagai “factor-faktor pembaur” pada seluruh studi klinikal HIV/AIDS

(Voissetet al., 2008) dan factor-faktor pengganggu tersebut tidak bisa lagi untuk di abaikan. Sebagai tambahan, itu seperti seorang pasien seronegatif yang menderita dari kanker stadium lanjut atau penyakit infeksi yang serius akan di tes positif mengandung Viral load (HIV) terlepas dari fakta bahwa secara patologi mereka sama sekali tidak terkait dengan hipotesis HIV. Sayangnya, studi penting ini tidak pernah di capai.

[caption id="attachment_241860" align="alignleft" width="150" caption="MORE THAN 2.500 SCIENTIES SAID: THERE IS NOT HIV. HIV THEORY JUST A PROPAGANDA FROM PHARMACY TO GET MORE $"]

1367822403341459630
1367822403341459630
[/caption]

berdasarkan fakta ,urutan genetik retrovirus tidak pernah mendemonstrasikan keberadaan hipotesis teori HIV didalam pasien AIDS sejak urutan genetic ditemukan dapat dijelaskan secara variable berdasarkan jumlah DNA yang beredar. Interprestasi urutan genetic sebagai bukti dari keberadaan HIV kemungkinan satu-satunya argument yang ada untuk semua hal tersebut, didalam penelitiann tentang AIDS yang mendukung keberadaan teori HIV. Analisis di presentasikan disini sebagai pertanyaan penting tentang interprestasi ini, selain itu konsolidasi gagasan bahwa HIV tidak pernah ditemukan. Hal ini berasal dari keterkejutan yang sangat besar tentang tidak adanya keberhasilan dalam upaya untuk memurnikan Virus HIV seperti yang di laporkan oleh peneliti sebelumnya yaitu Lanka, Papadopulos dan de Harven.

[caption id="attachment_241856" align="alignleft" width="150" caption="AIDS GRUGS CAUSE AIDS"]

13678223071157914382
13678223071157914382
[/caption]

Isu keberadaan ini bukanlah hanya merupakan hal sepele yang di perdebatkan oleh ahli retrovirologis. Ini merupakan kunci dari sebuah isu didalam kebijakan kesehatan masyarakat. Karena secara totalitas dari dukungan finansial secara monumental telah di alokasikan secara global, untuk secara ekslusif mendukung penelitian tentang HIV. Tidak adanya virus HIV akan membuat ini lebih sebagai kasus yang secara dramatis sebagai bentuk pengelewengan dana penelitian

Sumber:

1.Salimnia H. et al. (2005) in http://jcm.asm.org/content/43/9/4635.full

2.De Mendoza C. et al. (1998). AIDS, vol 12, 15, p 2076-2077.

3.Johnson C. (2201) in http://www.virusmyth.com/aids/hiv/chjtests5.htm

4.Culshaw R. (2007). Science sold out. The Terra Nova Series, North Atlantic Books, Berkeley, California.

5.Bauer H. in (2010) in http://www.jpands.org/vol15no1/bauer.pdf

6.De Harven E. (2010) in www.jpands.org/vol15no3/deharven.pdf

7.Anker P. (1999) in Cancer Metastasis Rev. 1999;18(1):65-73.

8.Lower R. et al. (1996) in www.pnas.org/content/93/11/5177.full.pdf -

9.Nelson PN. Et al. (2003) Demystified human endogenous viruses, in Mol Pathol. 2003 Feb;56(1):11-8.

10.Voisset C. et al. (2008) Human RNA “rumor” viruses: the search for novel retroviruses in chronic disease. Microbiol Mol Biol Rev 2008;72:157-196.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun