Mohon tunggu...
Alex Glorian
Alex Glorian Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Negeri Makmur, Haruslah Kaya Pengetahuan

8 September 2018   19:37 Diperbarui: 8 September 2018   20:23 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hai, semua. Hari ini saya akan secara khusus sedikit membahas tentang kultur jaringan. Meski begitu, tidak cocok dan masih terasa kurang pastinya jika kita hanya membahas tentang kultur jaringan saja. 

Kali ini, kita juga akan mempelajari lebih dalam mengenai beberapa kasus yang menyangkut kultur jaringan dan hubungannya dengan keindahan alam negeri kita, Indonesia. Memang mungkin di pembelajaran di sekolah pasti sudah mempelajari arti, kegunaan, metode, dan syarat-syarat dalam pembuatan kultur jaringan. Maka dari itu, sebelum saya menjelaskan mengenai kultur jaringan, maka kita akan memulainya dari memberi sedikit gambaran mengenai kekayaan alam Indonesia.

Negara kita yang tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia, memiliki kekayaan alam yang melimpah dan bahkan melebihi Negara sekitar. Banyak kekayaan alam bangsa kita yang telah dikenal seluruh dunia, dan bahkan masih ada beberapa yang belum terekspos dan terjamah oleh manusia sedikitpun. Salah satu kekayaan alam kita yang cukup dikenal adalah hutan-hutan hujan tropis yang sangat lebat, mulai dari Sumatra hingga Papua. 

Beberapa hutan di Indonesia digunakan untuk kebutuhan utama, sedangkan masih ada beberapa hutan Indonesia yang masih alami dan belum rusak Kita sering memanfaatkan kayu dari hutan untuk kehidupan kita sehari-hari, seperti membuat peralatan rumah, alat tulis, bahan bangunan, dan lain-lain.

Namun, tidak dapat dipungkiri juga bahwa kebutuhan kita akan kayu semakin meningkat, sehingga jumlah penebangan pohon bertambah dan membuat hutan mulai berkurang, namun pohon-pohon di hutan belum mampu mereproduksi kembali agar jumlah pohon di hutan kembali membaik. Belum lagi adanya pembakaran hutan yang semakin marak, yang tujuannya adalah untuk membangun perkebunan. 

Mereka tidak memikirkan dampak dari pembakaran hutan. Contohnya asap hasil kebakaran hutan Riau dan membuat negara Malaysia dan Singapura protes pada Indonesiia karena terkena dampak asap kebakaran hutan Riau. 

Dan masalah yang tidak kalah penting adalah maraknya pencurian kayu dari pepohonan di hutan Indonesia, terutama di Kalimantan, yang dilakukan oleh negara tetangga kita, Malaysia. Mereka mencuri kayu-kayu itu dengan cara menebang pohon di hutan Indonesia dan mengalirkannya di sungai hingga melewati perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Hingga saat ini, cara ini masih sering dilakukan dan belum ada pengurangan jumlah pencurian kayu secara signifikan.

Beberapa dari mereka juga mencuri kayu-kayu dari hutan di Kalimantan dengan cara yang biasa dilakukan. Mereka membawa kayu-kayu hasil gergajian di hutan Kalimantan dengan menggunakan truk-truk bermuatan besar. Karena begitu besar dan panjangnya kayu-kayu dari hutan Kalimantan, bahkan kayu-kayu tersebut masih tampak dari luar, bahkan meskipun sudah ditutupi dengan terpal dari plastik. 

Namun, walaupun sudah seperti itu, mereka masih lolos dari pos pemeriksaan muatan di perbatasan. Para pemeriksa dari Indonesia sering memaklumi akan muatan yang berlebihan, sehinggga mereka bisa lolos dari pemeriksaan. 

Bahkan, saat mereka sampai di Malaysia, para pemeriksa muatan di sana juga memeriksanya, namun itu dilakukan hanya sebagai formalitas, sehingga mereka dapat melewati pemeriksaan sebanyak 2 kali tanpa diketahui perbuatan mereka yang sesungguhnya, dan ini juga menjadi rambu tidak hanya bagi kita rakyat Indonesia, namun juga bagi rakyat Malaysia untuk lebih meningkatkan kualitas pengamanan dan pemeriksaan muatan di perbatasan.

Cara tersebut bisa dibilang cukup kuno, karena cara itu sudah dilakukan selama bertahun-tahun dan tidak pernah berubah. Namun di masa sekarang, ada juga "pencurian" yang dilakukan dengan cara baru, yaitu dengan berlandaskan pengembangan ilmu pengetahuan. Baru-baru ini, beredar kabar bahwa ada sekelompok peneliti dari luar negeri datang ke hutan Indonesia dengan alasan meneliti struktur-struktur pohon di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun