Mohon tunggu...
Aleksander Mangoting
Aleksander Mangoting Mohon Tunggu... Pendamping masyarakat

Sangat menyenangkan hidup dengan masyarakat kurang beruntung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ma'nene' dalam masyarakat Toraja secara Kristiani

26 Agustus 2025   15:15 Diperbarui: 26 Agustus 2025   18:44 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenazah yang dijemur kemudian dibarui pakaiannya (Foto : Istimewa).

Jenazah yang dijemur kemudian dibarui pakaiannya (Foto : Istimewa).
Jenazah yang dijemur kemudian dibarui pakaiannya (Foto : Istimewa).

Informasi penting disajikan secara kronologis

Berbagai informasi lisan dari mulut ke mulut, maka didaptkan bahwa tradisi diturunkan dari kisah seorang pemburu Toraja bernama Pong Rumase. Cerita asal-usul tradisi ini, adalah warga Lepong Bulan, wilayahnya meliputi Gowa, Luwu Bastem, Makassar, Toraja, Mamasa, dan sekitarnya sebelum Sulawesi dipetakan.

Pong Rumase meninggal dunia di dalam hutan saat melakukan perjalanan, tulang belulang dari jasadnya lalu ditemukan seorang pemuda asal Baruppu yang juga merupakan saudara Seregading (Sawerigading) yang hendak mengadu ayam yang lalu dikubur di dekat tebing atau gunung.

Ritual ini biasanya dilakukan setiap tahun pada Agustus, saat musim kemarau tiba. Namun, karena biaya yang cukup mahal dan kesulitan koordinasi antara anggota keluarga yang berada di luar Toraja, ritual ini juga bisa dilakukan tiga tahun sekali atau sesuai kesepakatan keluarga.

 

Wakil Bupati Toraja Utara menghadiri ibadah syukur ma'nene (Foto : Dokumen Aleksander Mangoting).
Wakil Bupati Toraja Utara menghadiri ibadah syukur ma'nene (Foto : Dokumen Aleksander Mangoting).

Tahapan Ritual Ma'Nene

Ritual ini meliputi beberapa tahapan, yaitu:

  1. Mengorbankan hewan seperti kerbau atau babi sebagai tanda penghormatan kepada leluhur atau permohonan supaya ritual berjalan lancar.
  2. Membuka ilang kubur, yaitu tempat penyimpanan jenazah yang berbentuk seperti rumah atau batu.
  3. Mengeluarkan jenazah dari peti mati dan membersihkannya dengan air atau daun sirih
  4. Mengganti pakaian dan kain kafan jenazah yang baru sesuai jenis kelamin, status sosial, dan selera jenazah saat masih hidup.
  5. Memberikan barang-barang yang disukai jenazah seperti kopi, roko, perhiasan sebagai tanda kasih sayang.
  6. Mengajak jenazah berbincang-bincang, mengabarkan kabar terbarunya, atau meminta maaf atas kesalahan yang pernah dilakukan.
  7. Mengembalikan jenazah ke dalam peti mati dan menutup kembali ilang kuburn

Seminar ma'nene' dalam perfektif Gereja Toraja, dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 2024 di Lolai di salah satu Tongkonan tua. Pembicara dalam seminat ini adalah Pdt. Soleman Allo Linggi, S.Th, M.Si dari Sinode Gereja Toraja dan Daud Arung Pangarungan Sekretaris Umum Tongkonan kada se Toraja yang dilantik pada tanggal 22 Desember 2023 lalu.

Sesudah ada pijakan mengenai ma'nene' secara Kristen, maka dilaksanakanlah Ma'nene' se Lolai dan diakhir acara dilaksanakan ibadah syukur atas selesainya seluruh rangkaian ma'nene' secara kristen

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun