Mohon tunggu...
Aleksander Mangoting
Aleksander Mangoting Mohon Tunggu... Pendamping masyarakat

Sangat menyenangkan hidup dengan masyarakat kurang beruntung.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memori : Pelayanan penjangkauan kemanusiaan bagi korban banjir bandang Masamba, Luwu Utara

24 Juli 2025   16:09 Diperbarui: 24 Juli 2025   14:18 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puing puing sehari setelah banjir (Foto : Aleksander Mangoting)

Huntara

Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani (IDP) mengatakan, pihaknya telah menyiapkan lahan untuk pembangunan rumah hunian sementara menyusul banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara. "Hunian sementara ini juga tipe 36, jadi ada dua kamar. Nanti ada Mandi Cuci Kakus (MCK) portable. Lokasinya kami sudah siapkan di Desa Radda. Kebetulan milik pejabat kepala desa," jelasnya, seperti dalam keterangan tertulisnya. Hal tersebut dikatakan Bupati IDP saat rapat koordinasi bersama Gubernur Sulawesi Selatan ( Sulsel), Panglima Komando Distrik Militer Hasanuddin, Kepala Kepolisian Daerah Sulsel, dan Kejaksaan Tinggi Sulsel di Ruang Bupati Luwu Utara, Kamis (16/7/2020). Adapun terkait jumlahnya rumah sementara, Indah mengatakan, masih terus dilakukan pendataan. Namun yang paling utama menempati rumah sementara tersebut adalah mereka yang mengungsi di tenda-tenda.

Uluran tangan Crisis Center Gereja Toraja

Dalam menghadapi situasi seperti ini, maka Crisis Center Gereja Toraja (CCGT) bergerak untuk mengulurkan bantuan berupa makanan, pakaian layak pakai, sanitasi, penerangan, pembangunan tenda. Untuk kebutuhan mendesak (emergensi). Sedangkan untuk tahap kedua, sekarang ini sedang mengusahakan lokasi untuk membangun hunian sementara bagi mereka khususnya yang rumahnya tidak dapat lagi ditempati. Hal ini diungkapkan oleh Pdt. Alfred Anggui, Ketua Crisis Center Gereja Toraja.

Sebagian rumah sudah tertimbun pasir (Foto : Aleksander Mangoting).
Sebagian rumah sudah tertimbun pasir (Foto : Aleksander Mangoting).

Pendampingan terus menerus

Dalam rapat terbatas antara Pengurus CCGR, Badan Pekerja Sinode Wilayah I Tana Luwu, Pendeta yang mendampingi korban, Majelis Gereja khususnya Majelis Gereja Toraja Jemaat Radda dimana semua anggotanya terdampak bahkan semua rumahnya tidak dapat digunakan, sehingga mereka untuk sementara membangun tempat pengungsian pra huntara, sehingga rapat dilaksanakan dalam tenda pengungsian terungkap bahwa Gereja perlu secara terus menerus mendampingi mereka. Dalam lokasi tempat pengungsian Jemaat Randda, selain anggota jemaat Randda 36 KK, juga ada warga Gereja Pntakosta dan keluarga Muslim, dimana semuanya berjumlah 48 KK dan sudah sepakat untuk secara bersama untuk hidup berdampingan, termasuk rencana lokasi huntara dan juga untuk lokasi perkampungan baru ke depan akan tetap bersama sama.

Dapak lainnya

Selain Masamba, juga dampak lain adalah daeah Sabbang (sebagian kebun dan sawah rusak tertimbun pasir dan kayu), Malangke' (terendam air sawah dan kebun mereka sehingga gagal panen), Rongkong (sebagian tanah pertanian rusak tertimbun pasir dan kayu)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun